Anak penguin Gentoo dari Georgia Selatan, pulau terpencil berada separuh jalan di antara pesisir tenggara Argentina dan daratan Antartika, lebih sering memeluk dan meringkuk dibanding kebanyakan penguin lainnya.
Hal tersebut diungkapkan oleh para ilmuwan dalam karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal Plos One.
Kondisi lokasi dan lingkungan dapat mempengaruhi saat anak-anak penguin Gentoo saling mendekat dan berpelukan. Semakin dingin dan basah, semakin erat pelukan dan semakin besar pula kelompok anak penguin yang berpelukan.
“Perilaku berkerumun tampaknya tergantung cuaca, semakin basah kondisinya, semakin sering mereka berkerumun dan semakin besar kelompoknya,” ujar Caitlin Black dari Kelompok Penelitian dan Konservasi Laut Universitas Oxford.
“Apalagi koloni ini berada di area dengan lebih banyak hari-hari yang basah, seperti Georgia Selatan, mungkin menunjukkan perilaku ini lebih dari koloni lain, seperti yang di Semenanjung Antartika."
Black dan rekan-rekannya mempelajari anak-anak penguin Gentoo dari empat koloni selama periode yang dikenal sebagai “post-guarding” di musim berkembang biak 2012-2013. Mereka melakukannya tidak secara invasif, menggunakan kamera timelapse.
Periode tersebut mengacu pada waktu setelah induk penguin Gentoo meninggalkan anak-anaknya untuk pergi mencari ikan. Anak-anak penguin sangat rentan pada tahap pertumbuhan ini, karena kurangnya bulu-bulu untuk menghangatkan tubuhnya.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak penguin Gentoo memeluk dan meringkuk lebih sering dan dalam kelompok yang lebih besar di kawasan utara. Anak penguin di lokasi studi di bagian selatan, yakni Semenanjung Antartika, memeluk dan meringkuk juga, tetapi mereka melakukannya tak terlalu sering dan dalam kelompok kecil.
“Karena kamera menangkap gambar setiap jam, sulit untuk mengatakan dari studi ini, seberapa lama kerumunan akan berakhir,” kata Black.
“Dari pengalaman lapangan pribadi, saya akan mengatakan itu sangat tergantung pada jumlah anak penguin dalam kelompok, bagaimana cuaca berubah, dan berapa usia anak-anak penguin itu,” tutur Black.
Black melanjutkan, “Perilaku seperti kerumunan anak-anak penguin yang saling berpelukan, mempengaruhi apakah anak-anak penguin tersebut akan bertahan, dan karena hal tersebut mungkin sangat mempengaruhi keberhasilan koloni.”