"Hutan dan Air" Jadi Tema Hari Hutan Sedunia 2016

By , Senin, 21 Maret 2016 | 07:00 WIB

Hutan merupakan bagian yang sangat penting dari kehidupan di Bumi. Hutan menutup sekitar sepertiga permukaan Bumi dan menjadi rumah bagi dua pertiga spesies darat di seluruh dunia. Tak heran jika hutan disebut sebagai gudangnya keanekaragaman hayati bagi planet Bumi.

Hutan juga menjadi sumber daya bagi kita. Beragam hasil hutan, baik produk kayu maupun non kayu, digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Bahkan, ada sekitar 1,6 miliar orang di dunia bergantung pada hutan untuk mata pencaharian mereka.

(Baca juga: 10 Alasan Mengapa Hutan Penting Bagi Kehidupan)

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia yang meningkat pesat,  peningkatan permintaan pasar akan produk kehutanan seringkali harus dipenuhi secara cepat, sehingga aspek-aspek pengelolaan hutan yang bertanggung jawab kerap terabaikan.  Akibatnya, saat ini deforestasi global terus berlanjut pada tingkat yang mengkhawatirkan: 13 juta hektar hutan hancur setiap tahunnya.

Terdorong oleh arti penting hutan, PBB mendeklarasikan tanggal 21 Maret sebagai Hari Hutan Sedunia atau International Day of Forest. Ini merupakan salah satu upaya global untuk menyebarluaskan pada publik tentang peran penting hutan dalam menyeimbangkan siklus kehidupan di Bumi.

(Baca juga: Kepo Hutan: Peta Daring untuk memantau Kebakaran Lahan dan Deforestasi di Indonesia)

Peringatan Hari Hutan Sedunia menjadi momentum yang tepat untuk mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk turut andil menjaga dan melestarikan hutan.

Sejak dideklarasikan pada tahun  2012, Setiap tahun pada Hari Hutan Sedunia, kita merayakan dan berterima kasih pada hutan atas berbagai peran hutan dan pohon dalam melindungi kita.

Tahun ini, Hari Hutan Sedunia mengusung tema “Hutan dan Air” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran hutan dalam membantu menyediakan air bagi kehidupan di Bumi.

(Baca juga: Bagaimana Hutan Berkontribusi Terhadap Kebutuhan Air Kita?)

Penting bagi kita semua untuk menjaga dan melestarikan hutan, karena faktanya daerah aliran sungai dan lahan basah di hutan memasok 75% persediaan air tawar dunia untuk kebutuhan sehari-hari, pertanian, industri dan ekologi. 

Sekretaris Jenderal PBB  Ban Ki-moon pernah mengatakan,“Untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dan berketahanan iklim, kita harus berinvestasi pada hutan-hutan dunia. Hal itu membutuhkan komitmen politik di tingkat paling tinggi, kebijakan-kebijakan yang cerdas, penegakan hukum yang efektif, kemitraan dan pendanaan yang inovatif.”