DNA Denisovan Ditemukan di Era Modern Melanesia

By , Rabu, 23 Maret 2016 | 19:00 WIB

Warga di sekitar Melanesia berbagi kode genetik dengan dua spesies awal manusia, yakni Denisovan, yang jasadnya ditemukan di Siberia, dan Neanderthal, pertama kali ditemukan di Eropa.

(Baca : DNA Gigi Mengungkap Sepupu Misterius Manusia)

Di masa lalu, nenek moyang dari banyak populasi manusia modern ternyata pernah kawin dengan spesies hominin lain yang telah punah, seperti Neanderthal dan Denisovan. Pemetaan aliran genetik dari spesies ini, serta spesies lain dari hominin, membantu menjelaskan bagaimana perkawinan masa lalu telah mempengaruhi evolusi manusia.

Sementara penelitian sebelumnya telah mendokumentasikan aliran gen Neanderthal pada manusia modern, hanya sedikit yang diketahui tentang karakteristik DNA hominin Denisovan yang bertahan pada manusia saat ini.

Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan, penulis studi, Benjamin Vernot dari University of Washington, Seattle, dan rekan-rekannya dari Papua New Guinea, Jerman, Italia, dan Amerika Serikat, menganalisis genom dari 1.523 individu dari seluruh dunia, termasuk 35 orang dari 11 lokasi di Kepulauan Bismarck Utara, Pulau Melanesia.

Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa sementara semua populasi non-Afrika yang disurvei mewarisi sekitar 1,5-4% genom mereka dari Neanderthal, Melanesia adalah satu-satunya penduduk yang juga memiliki keturunan genetik hominin Denisova signifikan, mewakili antara 1,9% dan 3,4% dari genom mereka.

"Saya berpikir bahwa Neanderthal dan Denisovan suka mengembara. Studi seperti ini dapat membantu kita melacak ke mana mereka berpindah, "kata Vernot. (Baca pula : Mengapa Neanderthal dan Denisovan Tak Kenal Autisme)

"Denisovan adalah satu-satunya spesies manusia purba yang jarang diketahui, hanya diketahui melalui bukti fosil dan gen mereka muncul pada manusia modern," tambah studi penulis senior, Dr Joshua Akey.

Tim peneliti juga memetakan aliran genetik urutan homonin Neanderthal dan Denisovan. Mereka menemukan bahwa Neanderthal campuran, atau aliran gen, terjadi setidaknya tiga kali berbeda dalam sejarah manusia modern. Sebaliknya, hominin Denisovan campuran kemungkinan hanya terjadi sekali..

"Jenis penelitian memberikan perspektif tentang ekspansi manusia di seluruh Eurasia, dan mungkin seperti apa kondisi yang dihadapi dalam perjalanan mereka," kata Vernot.

(Baca juga : Kepunahan Leluhur Manusia Berdampak pada Kesehatan Saat ini)

Penelitian ini menunjukkan bagaimana kita bisa belajar tentang sejarah manusia, dan kerabat purba kita, dengan mempelajari DNA kuno dan modern.