Tiga Miliar Tahun Lalu, Bulan Kita Punya Kutub Utara yang Berbeda

By , Sabtu, 26 Maret 2016 | 14:00 WIB

Sebuah studi baru yang dilakukan para ilmuwan mengungkapkan lebih banyak hal-hal yang terjadi dibawah permukaan bulan dari pada yang kita ketahui selama ini.

Ilmuwan telah menemukan bahwa poros bulan telah menyimpang dari tempat aslinya lebih dari tiga miliar tahun lalu, dengan pergeseran sumbu sekitar 6 derajat selama 1 miliar tahun atau lebih. Itu artinya, kutub utara dan selatan Bulan tidak selalu berada di tempat seperti saat ini.

“Ini seperti penemuan mengejutkan. Kita cenderung berpikir bahwa benda-benda langit selalu seperti yang kita lihat, tapi dalam kasus ini, permukaan Bulan yang familiar dengan kita telah berubah,” ujar ilmuwan planet Matthew Siegler dari Southern Methodist University di Dallas.

Siegler dan rekan-rekannya menemukan bukti pergeseran Bulan ketika menganalisis catatan NASA tentang hidrogen di kutub bulan. Hidrogen terkandung di dalam deposito es yang tersembunyi di kawah di sekitar kutub utara dan selatan Bulan. Para peneliti mendeteksi tutupan yang tak biasa dari deposito es dari kutub utara dan selatan Bulan saat ini.

Setelah mengamati lebih lanjut data yang diperoleh dari misi Lunar Prospector dan Lunar Reconnaissance Orbiter  NASA, mereka menemukan tutupan es di setiap kutub dengan luas yang sama, tetapi bergerak ke arah yang berlawanan.

Dengan kata lain, posisi sumbu Bulan telah bergeser, dengan kutub utara dan selatan yang ikut menyesuaikan diri dengan lokasi baru di permukaan Bulan. Memang, 6 derajat mungkin tidak tampak seperti sudut besar, tapi itu merupakan transformasi yang cukup besar bagi sesuatu yang cukup besar seperti Bulan. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Jawabannya, menurut para peneliti, adalah aktivitas vulkanik yang terjadi di bawah permukaan bulan yang terjadi jauh sebelum manusia mulai menatap Bulan.

“Miliaran tahun lalu, pemanasan di dalam Bulan menyebabkan permukaan yang kita lihat bergeser ke atas karena kutub berubah posisi secara fisik,” tutur Siegler.

“Itu bisa diibaratkan seperti kutub Bumi berpindah dari Antartika ke Australia,” tambahnya.

Fenomena yang disebut polar wander atau penyimpangan kutub itu diduga terjadi ketika aktivitas gunung berapi kuno sekitar 3,5 miliar tahun lalu melelehkan sejumlah matel Bumi, membuatnya menggelembung ke permukaan.

Perubahan massa internal ini bisa menyebabkan seluruh Bulan bergerak, perlahan-lahan menggeser posisi dan sudut porosnya selama lebih dari satu miliar tahun, seperti yang sekarang ditunjukkan oleh ukiran jalur es di permukaan.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature ini bisa membantu kita untuk memahami lebih lanjut tentang sifat es di Bulan. Seperti yang kita tahu sekarang, bahwa waktu terjadinya penyimpangan kutub menunjukkan betapa tuanya Bulan kita. Suatu saat, penemuan ini juga dapat membantu menjelaskan bagaimana Bumi kita memiliki air, yang sampai saat ini, hal itu masih menjadi teka-teki bagi para ilmuwan.