Sifat Soliter Menyebabkan Badak Sumatera Sulit Berkembang dan Terancam Punah

By , Selasa, 22 Maret 2016 | 08:00 WIB

Badak Sumatera yang dikenal juga dengan Badak Berambut atau Badak Bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan spesies langka dari famili Rhinocerotidae dan termasuk salah satu dari lima speseies badak yang masih tersisa.

Badak Sumatera adalah satu-satunya badak Asia yang mempunyai dua buah cula, badak ini juga dikenal memiliki rambut paling banyak dibandingkan dengan seluruh sub-spesies badak di dunia. Ciri-ciri lainnya ialah ukuran telinga yang besar serta warna kulit yang cokelat keabu-abuan atau kemerahan yang sebagian besar tertutup oleh rambut.

Populasi Badak terkecil dari spesies badak lainnya di dunia saat ini diperkirakan secara global sekitar 100 individu saja, namun perlu diingat bahwa terdapat indikasi yang menunjukkan bahwa populasi sebenarnya lebih rendah dari perkiraan tersebut.

Menurut Yuyun Kurniawan, Project Leader WWF Ujung Kulon & Rhino Conservation National Coordinator ada beberapa fakta yang membuat keberadaan hewan unik ini semakin berkurang,dan masuk ke dalam kategori critically endangered yakni:

1. Jumlah mereka yang tidak banyak. Hal tersebut terjadi karena tingkat reproduksi dari badak itu sendiri sangat rendah,mengingat badak sumatera adalah salah satu jenis hewan yang soliter (Menyendiri) sehingga menyulitkan mereka untuk menemukan pasangannya serta ditambah dengan keadaan hutan yang semakin sempit.

2. Masa hidup badak yang tidak panjang. Masa hidup badak yang hanya berkisar antara 35-40 tahun saja, membuat keberadaan badak ini semakin terancam belum lagi terdapat beberapa kasus yang ditemukan pada badak yang dirawat dalam kawasan swaka sebagian besar akan mati pada usia di bawah 35 tahun. Jika umur maksimal dari individu badak sumaterah hanya 35 tahun dan masa reproduksi yang dimulai pada usia 7 tahun dengan masa kehamilan selama 18 bulan, para induk badak hanya memiliki waktu selama 25 tahun untuk berkembangbiak terhitung pula dengan masa asuh anak badak pada induknya minimal 1 tahun, setiap induk kemungkinan hanya akan menghasilkan maksimal 4-5 individu anak badak sepanjang hidupnya. Dan perlu diingat kembali bahwa badak adalah hewan soliter hal tersebut juga tentu akan menyulitkan proses perkembangbiakkan dari badak sumatera itu sendiri.

3. Perburuan cula dan bagian tubuh badak sebagai obat tradisional. Selama bertahun-tahun perburuan badak sumatera untuk diambil culanya ataupun bagian-bagian lain juga menjadi alasan utama mengapa semakin berkurang populasi satwa tersebut, kemudian hilangnya habitat hutan untuk Badak Sumatera juga menjadi ancaman utama bagi kelangsungan hidup badak sumatera yang tersisa.

Yuyun Kurniawan sangat berharap akan adanya kebijakan tindak lanjut pasca penemuan badak sumatera ini, karena pada saat ini Badak-badak yang ditemukan berada di dalam sebuah kandang sementara yang sempit hanya berkisar 7x7 meter saja, kemungkinan badak untuk bertahan hidup kurang dari 2 bulan, dan hal tersebut juga masih bergantung pada kondisi badak itu sendiri.