Zia Wadud terakhir belajar mengemudi tiga tahu yang lalu, Ia gagal di tes mengemudi pertamanya. Suatu saat ia berpikir, betapa mudahnya jika ia dapat mengendarai mobil setir otomatis (driverless). Wadud tak perlu repot mengurusi perizinan mengemudi.
(Baca : Mobil Hybrid TF-X akan Terbang di Langit Tahun 2018)
Berawal dari pemikiran inilah, Wadud bersama dengan Don MacKenzie dan Paul Leiby mengembangkan pemikirannya. Mereka mencari tahu lebih lanjut bagaimana otomatisasi transportasi dapat mempengaruhi penggunaan energi. Wadud dan rekannya juga mengukur berbagai potensi dari dampak tersebut.
Mereka menemukan bahwa adopsi kendaraan self-driving memang dapat membantu untuk mengurangi konsumsi energi dengan beberapa cara. Sebagai contoh, di jalan raya, kendaraan otomatis dapat berinteraksi satu sama lain dan mendorong pleton sangat erat. Hal ini dapat mengurangi konsumsi energi total angkutan jalan sebesar 4% menjadi 25%, karena kendaraan yang berdekatan di belakang satu sama lain menghadapi hambatan udara.
(Baca pula : Cina Kembangkan Mobil dengan Kemudi Pikiran)
Terlebih lagi, ketika kendaraan dapat berinteraksi satu sama lain dan infrastruktur jalan, seperti sistem kontrol lalu lintas. Ini akan memuluskan arus lalu lintas. Hasilnya kemacetan dan penggunaan energi akan berkurang hingga 4%. Selain itu, mobil ecodriving otomatis atau gaya mengemudi yang mengontrol kecepatan dan akselerasi untuk penggunaan bahan bakar yang lebih efisien ini dapat mengurangi penggunaan energi hingga 20%.