Inilah Planet Paling Eksentrik yang Pernah Ada

By , Senin, 28 Maret 2016 | 19:00 WIB

Para astronom sekarang tahu lebih banyak tentang planet paling eksentrik di alam semesta. Planet ekstrasurya, bernama HD 20782b, terletak sekitar 117 tahun cahaya. Ia pertama kali ditemukan pada tahun 2006, tetapi sebuah studi baru, yang dirilis secara online sebelum cetak dan dijadwalkan akan diterbitkan dalam The Astrophysical Journal, menunjukkan bahwa planet itu lebih luar biasa dari diperkirakan sebelumnya.

Planet ini tidak hanya terlihat agak mirip dengan sebuah komet dalam penampilan, tetapi juga mengorbit bintang induknya. Hal ini dipaparkan oleh Dr. Stephen Kane, seorang astronom di San Francisco State University dan penulis utama studi tersebut.

"Kebanyakan planet, termasuk di tata surya kita, memiliki orbit di sekitar bintang mereka, yang berbentuk seperti lingkaran," kata Kane. Namun, HD 20782b yang memiliki panjang orbit 597-hari berada cukup dekat untuk mencium bintangnya.

"Planet ini hampir seukuran Jupiter, namun memiliki orbit seperti elips, sangat mirip dengan apa yang kita lihat seperti komet. Itu berarti bahwa planet ini menghabiskan sebagian besar waktunya jauh dari bintang, tetapi ia memutar sekali per orbit di sekitar bintang yang sangat erat dan hampir menyentuh permukaan, "kata Kane.

Para peneliti tidak yakin bagaimana planet ini dapat berakhir di sebuah orbit yang aneh.

Ini mungkin bisa saja dipengaruhi oleh gravitasi dari planet lain yang pernah bearada di sistem bintang. Meskipun demikian, ia terkejut ketika menadapat data yang menunjukkan planet itu berada di orbit yang sangat elips.

"Gagasan bahwa sebuah planet raksasa bisa ada di kondisi ekstrim seperti ini sulit untuk dibayangkan," kata Kane. "Saya dan rekan saya menghabiskan beberapa tahun mempelajari objek ini lebih lanjut untuk mengetahui apakah situasi seekstrim seperti awalnya kita pikir."

Kane dan rekan-rekannya melihat bahwa kilatan cahaya mencerminkan atmosfer planet yang mengorbit bintang induknya. Jadi, mereka menggunakan teleskop berbasis satelit untuk mengumpulkan data cahaya, sambil memperkirakan waktu pengamatan mereka. Jika penelitii mendeteksi perubahan kecerahan cahaya, maka mereka bisa mengukur jarak planet dari bintangnya dan bentuk orbitnya.

"Ketika kami melihat planet seperti ini ada di orbit yang eksentrik, benar-benar sulit untuk mencoba dan menjelaskan bagaimana itu bisa seperti itu," kata Kane dalam sebuah pernyataan.