Ribuan potong artefak Aborigin ditemukan di sebuah situs di wilayah Randwick, Negara bagian New South Wales, Australia.
Situs di mana ditemukan tak kurang dari 20.000 artefak itu diduga merupakan bagian gudang senjata yang lebih besar di areal tersebut.
Seperti diwartakan Kantor Berita AFP, Rabu (30/2/2016), penemuan artefak itu terjadi di tengah proses pembangunan sarana transportasi publik di wilayah pinggiran Kota Sydney tersebut.
Menyusul penemuan ini, proyek pengerjaan proyek itu dihentikan, hingga dilakukan pencarian terhadap benda-benda lainnya.
"Penemuan ini merupakan penemuan yang besar, luar biasa. Bukan hanya untuk Sydney, tapi juga untuk bangsa ini," kata Scott Franks dari Tocomwall, satu dari empat firma Aborigin yang menjadi penasihat proyek tersebut.
Disebutkan, konsentrasi artefak di daerah sekitar 700 meter persegi, diduga merupakan gudang senjata untuk memerangi penjajah Inggris, lebih dari 200 tahun yang lalu.
Temuan-temuan itu berupa tombak batu dan benda-benda yang diduga biasa dipakai untuk kebutuhan upacara adat. "Beberapa material diduga bukan berasal dari Sydney, ini membuka dugaan telah terjadi proses perdagangan dan barter dengan dunia luar, di masa itu," kata Scott. "Namun, apa pun yang dijadi di waktu lampau, temuan ini sangat signifikan bagi banyak kelompok untuk bekerja bersama mendalaminya," sambung Scott lagi. Scott mengaku, situs yang baru ditemukan itu adalah salah satu yang terbesar dalam sejarah penemuan artefak di negeri itu.
Warga Aborigin di Australia hingga saat ini dipercaya sebagai kebudayaan tertua yang masih berlanjut hingga kini. Rentang waktu kebudayaan Aborigin sudah mencapai lebih dari 40,000 tahun.
Dinas Transportasi New South Wales yang menangani proyek pembangunan jalur transportasi di Randwick, pun menyebut temuan itu merupakan hal bernilai tinggi bagi komunitas Aborigin. Mereka akan bekerja dengan komunitas lokal demi mengungkap asal muasal artefak itu.
Sementara itu, David Shoebridge dari NSW Greens menilai, seharusnya pembangunan di areal tersebut segera dihentikan, agar situs yang mungkin ada di sana tidak terlanjur rusak. "Pembangunan di sana tentu akan merusak ribuan artefak yang mungkin ada di areal itu. Mungkin benda-benda itu kini telah hancur oleh alat berat," kata David melalui pernyataan tertulisnya.
Dia menyebut, situs tersebut seharusnya langsung dilindungi. Dipercaya pula, temuan itu merupakan bagian dari sejarah panjang kebudayaan Aborigin dan warganya.
"Ini pun bukti tentang adanya rute perdagangan dan mungkin saja merupakan bukti persinggungan mula-mula warga Aborigin dengan dunia luar," kata dia.