Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, mengatakan bahwa peristiwa tabrakan pesawat Batik Air dengan pesawat Transnusa merupakan keteledoran yang sangat serius. Ia mendesak agar peristiwa itu diusut tuntas oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)."Tabrakan/senggolan antara Batik Air dan Transnusa di Bandara Halim malam ini, merupakan keteledoran yang sangat serius, dan harus diusut tuntas oleh KNKT," kata Tulus, seperti dikutip dari Antaranews.com, Senin (4/4/2016) malam.Menurut Tulus, kecelakaan tersebut menandakan tidak ada koordinasi antara petugas Air Traffic Control (ATC) dengan petugas darat yang sedang menarik pesawat Transnusa ke hanggar.Kejadian ini, kata Tulus, menjadi bukti bahwa keselamatan penerbangan Indonesia masih rendah. Ia mendorong agar Kementerian Perhubungan dapat memberi sanksi pada pihak terkait yang terbukti bersalah."Kemenhub harus memberikan sanksi pada petugas yang terlibat dalam insiden ini, termasuk pada manajemen Bandara Halim Perdanakusuma," ujarnya.Pesawat Batik Air menabrak pesawat Transnusa di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Saat kejadian, bagian sayap pesawat Batik Air sempat terbakar. Penumpang dievakuasi melalui pintu darurat. Tidak ada korban jiwa dalam peristwa tersebut. Pesawat Batik Air rusak di bagian sayap kiri sedangkan pesawat Transnusa rusak di bagian ekor.Akibat kejadian ini, jadwal penerbangan di bandara Halim Perdanakusuma menjadi terganggu.