Pascakematian Najaq, badak Sumatera di Kalimantan yang tertangkap pada 12 Maret 2016, pegiat konservasi berencana untuk fokus menyelamatkan dua badak lain di Kutai Barat, Kalimantan Timur.Direktur Komunikasi dan Advokasi WWF Indonesia, Nyoman Iswarayoga, mengatakan bahwa diperkirakan ada 9-20 ekor badak sumatera di Kutai Barat.Populasi tersebut tersebar di tiga kantung wilayah. Najaq beserta dua badak yang akan menjadi prioritas penyelamatan berada di kantung wilayah ketiga.Menurut Nyoman, badak-badak yang berada di kantung wilayah ketiga perlu segera diselamatkan. "Di sana ada kegiatan tambang, perkebunan, logging, sehingga meningkatkan peluang perburuan."Selain dikepung tambang dan logging, di kantung wilayah ketiga juga banyak didapati tali jerat yang sengaja disebar oleh pemburu."Memang tidak serta merta ditujukan untuk badak. Kadang-kadang masyarakat berburu kijang tapi kenyataannya bisa juga menjerat badak," ungkap Nyoman kepada Kompas.com, Selasa (5/4/2016).Kematian Najaq sendiri diduga kuat adalah akibat infeksi pada kaki. Infeksi itu bisa terjadi karena Najaq terluka akibat tali yang menjeratnya setidaknya selama 5 bulan.Dua dari tiga badak di kantung wilayah ketiga yang tersisa telah tertangkap lewat kamera jebak. Dengan demikian, jalurnya bisa diperkirakan. Pengetahuan tentang jalur gerak itu ke depan akan dimanfaatkan untuk melakukan penyelamatan. Badak akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tachrir Fathoni mengatakan, "KLHK akan terus melanjutkan upaya perlindungan badak sumatera yang ada di Kutai Barat Kalimantan Timur."Ia mengatakan, kematian badak sumatera Najaq sesungguhnya menunjukan bahwa populasi badak sumatera di Kalimantan ada dan perlu diselamatkan.Nyoman mengatakan, saat ini yang perlu dilakukan adalah memperketat pengawasan kantung wilayah ketiga sehingga mengurangi ancaman langsung pada badak akibat perburuan ataupun jerat tali.