Ketika berkunjung ke obyek wisata hal yang tak boleh dilewatkan adalah membeli oleh-oleh khas daerah. Di Baduy, ada oleh-oleh berupa kerajinan tangan seperti kain tenun yang berwarna-warni, ikat kepala, baju sehari-hari suku Baduy, tas, hingga gantungan kunci yang bisa dibawa pulang.
Namun, tak perlu jauh-jauh pergi ke Baduy untuk menemukan ragam oleh-oleh tersebut. Pasalnya, pameran “Gerakan Rayakan Perbedaan Baduy Kembali” di Bentara Budaya Jakarta menyediakan stan oleh-oleh yang bisa dibeli oleh pengunjung.
General Manager Bentara Budaya Jakarta, Frans Sartono mengatakan selain melihat aneka perkakas masyarakat Baduy, pengunjung juga bisa mengenal kebudayaan Baduy melalui kerajinan tangan yang telah dikenal sebagai oleh-oleh khas.
“Ya, pengunjung bisa membeli oleh-oleh,” sambung Frans usai acara pembukaan di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (6/4/2016).
Oleh-oleh yang bisa ditemukan adalah kain tenun dengan motif seperti suat dan songket, ikat kepala, tas koja, baju kampret, dan baju Baduy dalam. Harga oleh-oleh tersebut yang ditawarkan mulai dari Rp 5.000 – Rp 400.000.
Misalnya, kain tenun dengan motif suat dan songket ditawarkan mulai dari Rp 50.000 – Rp 400.000 mulai dari ukuran 15 kali 120 centimeter hingga 200 kali 115 centimeter. Sementara, untuk ikat kepala bisa dibawa pulang dengan harga Rp 50.000.
Untuk baju sehari-hari masyarakat Baduy yang bernama baju kampret, pengunjung bisa membeli dengan harga Rp 400.000. Tas koja yang biasa digunakan oleh masyarakat Baduy, dikenakan harga Rp 200.000 untuk ukuran besar dan Rp 150.000 untuk ukuran sedang.Aneka gantungan kunci bisa didapatkan dengan harga Rp 5.000 per buah. Nah, untuk baju masyarakat Baduy Dalam, pengunjung bisa membawa pulang dengan harga Rp 300.000.Kegiatan pameran bertema Baduy tersebut merupakan kerja samaKompas.com dan Bentara Budaya Jakarta. Acara diselenggarakan dari tanggal 6 hingga 10 April 2016 di Bentara Budaya Jakarta.Setelah dibuka pada Rabu malam, ada sederet acara yang bisa dinikmati selama pameran, mulai dari pameran seni budaya Baduy, diskusi dengan sosiolog, antropolog, dan narasumber dari Baduy. Ada pula pagelaran busana yang menghadirkan kain-kain tenun Baduy.