Kasus Kematian 337 Paus di Chile Menguak Fakta Menyeramkan tentang Lautan

By , Minggu, 10 April 2016 | 10:00 WIB

Kasus kematian 337 paus di Chile menguak fakta menyeramkan tentang lautan. Tahukah Anda bahwa manusia telah melakukan banyak hal yang jahat pada lingkungan?  (Baca : Plastik di Lautan akan Lebih Banyak dari Jumlah Ikan pada Tahun 2050)

Akhir tahun 2015 lalu 337 paus sei ditemukan mati pada pesisir pantai Chile Selatan. Menurut para peneliti, ini adalah kasus terdamparnya paus paling parah dalam sejarah. Para peneliti berhasil menemukan 305 bangkai paus dan 32 kerangka paus dengan menggunakan fotografi satelit.

Seperti kebanyakan kasus paus terdampar yang lain, hingga saat ini peneliti belum bisa memastikan penyebab matinya ratusan paus tersebut. Yang jelas, peneliti yakin sesuatu telah terjadi. Mereka tak mungkin begitu saja terdampar.

Menurut dugaan peneliti, kematian paus sei yang spesiesnya sudah terancam ini salah satunya disebabkan oleh tes sonar militer. Amerika Serikat sudah cukup lama melakukan tes sonar dan peledakan senjata di lautan. Efek dari hal itu ternyata tidak baik untuk para paus.

Sebuah penelitian di tahun 2009 menemukan fakta bahwa tes sonar di dalam laut bisa menyebabkan kematian pada lumba-lumba, paus, dan sejumlah hewan lainnya. Untuk diketahui, kekuatan suara sonar ini adalah 235 desibel. Konser rock paling keras sedunia sendiri kerasnya hanya 130 desibel. Bisa Anda bayangkan betapa kerasnya suara itu dan betapa buruknya efek gelombang sonar pada biota laut? Namun selain kerasnya gelombang sonar, masih ada hal lain yang membunuh paus di lautan.

Beberapa waktu belakangan ini makin banyak hewan laut yang ditemukan mati dengan perut penuh dengan plastik. Studi yang dilakukan oleh Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) mengatakan bahwa setidaknya 88% dari permukaan laut di bumi sudah dicemari oleh plastik. Parahnya, setiap tahun tingkat polusi ini terus bertambah, bukan berkurang.

Sudah sejak bertahun-tahun lalu ditemukan berbagai spesies paus dengan perut penuh plastik. Mulai dari paus di Belanda yang menelan 56 jenis plastik dalam mulutnya hingga paus abu-abu di Seattle Barat yang perutnya berisi 20 kantong plastik, handuk kecil, sarung tangan medis, hingga selotip. Ini merupakan bukti nyata bahwa ada begitu banyak hewan yang menderita karena manusia.

Anda mungkin juga sudah mendengar bahwa efek pemakaian plastik besar-besaran sangat buruk. Tahukah Anda tentang The Great Garbage Patch ? The Great Garbage Patch adalah sebuah bidang di laut yang luasnya kira-kira sebesar bagian Queensland di Australia. Sampah ini beratnya sekitar satu juta ton dan terletak di lautan, menyebarkan racun pada semua hewan yang hidup di dalamnya.

(Baca pula : Ini yang Terjadi pada Penyu Jika Menelan Plastik Terlalu Banyak)

Fakta-fakta menyeramkan tentang lingkungan seharusnya bukan membuat kita takut atau mengernyitkan dahi. Fakta ini seharusnya membuat kita bergerak dan mulai berani melakukan sesuatu untuk perubahan.