Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tenggelam berada di posisi pertama penyebab utama kematian anak di bawah 15 tahun di 48 dari 85 negara yang telah disurvei. Anak-anak yang beresiko tersebut cenderung tinggal di dekat sumber air terbuka, seperti selokan, kolam, saluran irigasi atau kolam.
(Baca : Banjir adalah Sejarah yang Berulang)
Survei Regional menunjukkan bahwa tenggelam bertanggungjawab atsa kehidupan setidaknya satu anak setiap 15 menit di Asia. Di tengah puncak musim panas dan selama musim hujan dan banjir, anak-anak di Asia sangat rentan.
Aliansi Safe Children yang berbasis di Asia mengatakan jumlah anak-anak tenggelam di negara berkembang 10 sampai 20 kali lebih tinggi dibandingkan di negara-negara industri.
Menurut survei Aliansi, Bangladesh mencatat tingkat tertinggi tenggelam anak hampir 17.000 dalam setahun, diikuti oleh Vietnam lebih dari 11.500 anak, dan Thailand 2.600 anak binasa setiap tahun.
Departemen Pengendalian Penyakit Thailand baru-baru ini melaporkan bahwa sebanyak 10.923 anak-anak tenggelam di tahun antara 2006-2015 , yang berarti dalam sehari ada 10 anak tenggelam. Sepanjang tahun 2011-2015, 192 anak-anak di bawah usia tiga tahun tenggelam di wadah air (sumur, bak mandi, penampungan air) di rumah atau di penitipan.
Bagi China, data tidak tersedia untuk sebagian besar provinsi, namun di provinsi Jiangxi saja, data survei Aliansi menunjukkan lebih dari 4.600 anak tenggelam dalam setahun, sama halnya dengan 10 kematian setiap hari.
Bill Kirby, perenang Australia yang memenangkan emas dari Olimpiade 2000 mengatakan bahwa pemerintah daerah dan organisasi renang menghadapi tantangan untuk mempromosikan keselamatan manusia terhadap air.
“Di negara-negara Asia, mereka masih belum terorganisir. Asosiasi renang tidak seperti di negara Barat, yang mungkin memiliki lebih banyak waktu untuk diatur, memiliki dana pemerintah, dan mereka melihat pentingnya hal itu," kata Kirby dilansir dari VOA.
Musim hujan sudah mulai di Asia Barat. Hujan lebat di Pakistan baru-baru ini merenggut nyawa sekitar 100 orang, termasuk perempuan dan anak-anak. (Baca pula : Jakarta Makin Rentan Banjir, Jangan Salahkan Faktor Cuaca)
Kirby, yang memimpin instruksi renang dan pelatihan kursus di Asia, khususnya di Indonesia dan Malaysia mengatakan bahwa menetapkan prioritas harus menjadi salah satu langkah pertama yang diambil oleh pemerintah nasional dan asosiasi renang.
"Banjir besar-besaran terjadi di Pakistan saat ini, atau yang saya tahu di Jakarta setiap tahun atau setiap dua tahun, mereka memiliki banjir besar di mana semua limbah masuk ke dalam saluran air, yang membuat lebih banyak kesempatan bagi anak-anak untuk tenggelam. Itu salah satu prioritas yang bisa Anda mulai, "kata Kirby.
Organisasi Kesehatan Dunia menyerukan negara-negara untuk mempromosikan keterampilan keselamatan air dan kelangsungan hidup seluruh wilayah. Mereka mengatakan bahwa tindakan harus mencakup menginstal hambatan untuk mengontrol akses ke air, menyediakan fasilitas penitipan anak yang aman jauh dari air (untuk anak-anak pra-sekolah) dan mengajarkan keterampilan keselamatan air dan penyelamatan pada mereka.
WHO juga mengatakan pemerintah perlu memastikan kondisi berlayar yang aman, dengan membuat peraturan tertentu di wilayah tersebut, dan meningkatkan manajemen risiko banjir.