Penelitian terbaru menunjukkan paus sperma atau paus kepala kotak (Physeter macrocephalus) dapat menggunakan kepala besar mereka sebagai alat perlawanan terhadap kapal-kapal pemburu atau ancaman lainnya.
Debat telah berputar-putar selama hampir 200 tahun, mempermasalahkan apakah paus sperma menyeruduk kapal penangkap paus dengan dahi, hingga menenggelamkan kapal. (Baca : Paus Sperma Adopsi Lumba-Lumba Cacat)
Ron Howard, direktur film, "In the Heart of the Sea" tahun 2015, mengisahkan serangan pada tahun 1820 melibatkan raksasa lembut tersebut. Paus tersebut dapat mencapai panjang hingga lebih dari 60 kaki. Tenggelamnya kapal penangkap paus Amerika (Essex) juga menjadi inspirasi bagi novel Herman Melville, Moby Dick (1851)
Sekarang, penelitian terbaru menunjukkan bahwa struktur dahi paus sperma berkembang untuk pendobrak ketika para jantan bersaing merebutkan pasangan. Perilaku ini mungkin mampu membuat kapal tenggelam, tanpa paus melukai diri mereka sendiri selama tabrakan tersebut, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal peer-review PeerJ.
Para peneliti menggunakan simulasi untuk menentukan, apakah struktur dahi secara signifikan mengurangi stres dalam tengkorak paus sperma selama dampak serudukan paus.
Dahi paus sperma berisi dua kompartemen besar berisi minyak (salah satunya disebut organ spermaseti, dan lainnya yang dikenal sebagai sampah) memainkan peran dalam kemampuan serudukan makhluk laut ini. Minyak ini merupakan target utama industri penangkapan ikan paus abad ke-19.
"Dahi dari paus sperma adalah salah satu struktur aneh dalam kerajaan hewan," kata pemimpin penulis studi, Dr Olga Panagiotopoulou, seorang ahli anatomi dan biologi dalam sebuah pernyataan. "Temuan kami menunjukkan bahwa partisi jaringan ikat di dalam 'sampah' dari dahi paus sperma dapat berfungsi sebagai shock absorber."
Teori kontroversial bahwa kepala paus sperma memiliki fungsi pendobrak muncul pada abad ke-19, karena terjadi insiden tertentu. (Baca pula : Kasus Kematian 337 Paus di Chile Menguak Fakta Menyeramkan tentang Lautan)
"Setelah paus sperma jantan menabrak dan tenggelam kapalnya di Pasifik pada tahun 1820, kapal penangkap paus, Owen Chase menjelaskan kepala paus sebagai sesuatu yang mengagumkan, dan dirancang untuk mode serangan ini," kata Panagiotopoulou.
Para ilmuwan sekarang ingin mempelajari lebih lanjut tentang cara paus dapat melanjutkan kegiatan dan terhindar dari patah tulang tengkorak yang fatal.
"Studi kami memiliki keterbatasan, tetapi kami berharap ini akan merangsang penelitian di masa depan, untuk mengungkap fungsi mekanik kepala paus selama proses menyeruduk pada spesies lain, di mana perilaku agresif ini telah diamati, namun tetap termodelkan," kata Panagiotopoulou.