Nationalgeographic.co.id - Guinevere adalah Ratu Inggris, istri Raja Arthur dan kekasih Sir Lancelot dalam legenda Arthurian yang paling dikenal dari Le Morte D'Arthur (1469) karya Sir Thomas Malory.
Dia pertama kali muncul di History of the Kings of Britain (1136) sebagai istri Arthur yang diculik oleh keponakannya Mordred dan harus diselamatkan oleh Arthur. Penulis Chretien de Troyes memperkenalkan hubungan cintanya dengan Lancelot dan para penulis yang mengikuti Chretien mengembangkan plot Arthur-Guinevere-Lancelot.
wolrd history tahu bahwa dia mewakili kedaulatan Inggris seementara yang lain mengeklaim dia melambangkan dewi Sophia (kebijaksanaan) seperti yang dibayangkan kaum Cathar. Namun, tidak ada konsensus ilmiah yang dicapai pada salah satu klaim tersebut
Sarjana moderen berpendapat bahwa karakter dan keadaan Guinevere melambangkan makna yang lebih dalam dari hiburan sederhana untuk pengadilan Eropa abad pertengahan. Penulis Amerika, Roger Sherman Loomis menyebut Guinever sebagai Persephone Celtic, seperti dewi Yunani yang "mati" dan kemudian "dilahirkan kembali" melalui penculikan dan penyelamatannya. Perselingkuhannya mengingatkan pada dewi kesuburan kuno yang tak dapat disamakan dengan standar manusia. Oleh karena itu, orang tidak boleh menilai Guinevere pada budaya yang terus-menerus menyesuaikan diri dengan keinginan pria.
Cendekiawan Caitlin Matthews mengeklaim bahwa Guinevere adalah versi Inggris dari Eriu, dewi kedaulatan Irlandia dan bahwa ini didukung oleh tradisi Welsh bahwa Arthur menikah dengan tiga Guinevere berbeda yang sesuai dengan dewi Celtic tripartit. Ketiga Guinevere adalah bayangan cermin dari dewi Celtic Eriu, Banba, dan Fodla dari Irlandia.
Baca Juga: Kisah Perselingkuhan Lancelot dan Guinevere dalam Legenda Arthurian
Geoffrey dari Monmouth menetapkan garis besar dasar legenda Arhutian dalam History of the Kings of Britain, ia menampilkan banyak karakter sentral yang nantinya akan dikembangkan oleh penulis lain, termasuk Guinevere. Geoffrey memanggilnya Gwenhuvara dari nama Welsh Gwenhwyvar. Nama yang artinya tidak diketahui itu muncul dalam cerita rakyat Welsh, yang sebelumnya merujuk pada seorang wanita dengan reputasi buruk.
"Welsh melestarikan tradisi perselingkuhannya, menyalahkannya sedemikian rupa sehinga di beberapa bagian negara, dianggap sebagai penghinaan terhadap karakter moral seorang gadis untuk memanggilnya Guenevere," tutur sarjana Arthurian Norris J. Lacy di laman World History.
Apa yang dilakukan Gwenhwyvar awalnya tidak terlalu dijelaskan, tetapi dalam karya Geoffrey, dia hanyalah ratu Arthur dengan kecantikan luar biasa dari keturunan Romawi. Ketika Arthur meninggalkan Inggris untuk berperang di benua itu, dia meninggalkan Guinevere dalam perawatan keponakannya Mordred yang merayunya dan merebut tahta. Arthur pun kembali untuk menyelamatkan ratu dan kerajaannya. Tetapi Guinevere dilanda rasa bersalah dan melarikan diri dari kerajaan. Mordred tewas dalam pertempuran sedangkan Arthur terluka parah dan dibawa pergi ke Isle of Avalon.
Penulis berikutnya Wace dan Layamon menggambarkan Guinevere sebagai orang yang terlibat dalam kudeta Mordred. Sebagian penulis menggambarkan dia tidak punya pilihan sebagai orang yang diculik oleh Mordred.
Penulis Welsh Caradoc, rekan Geoffrey, memberikan cerita pertama yang diketahui tentang penculikan Guinevere dalam bukunya Life of Gildas (1136-1150). Di sini ia dibawa oleh Lord Melvas dan disembunyikan selama lebih dari setahun sementara Arthur mencarinya. Seperti Geoffrey, Caradoc tidak memberikan rincian tentang peran Guinevere. Dia tetap menjadi sosok statis tanpa kepribadian atau dampak pada plot selain menjadi ratu Arthur yang harus diselamatkan.