Delapan negara telah mengajukan kandidat sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak proses nominasi resmi dibuka bulan Desember lalu. Untuk pertama kalinya, separuh dari mereka adalah perempuan.
Mereka yang bersaing untuk pos itu termasuk dua pejabat PBB saat ini -- kepala Badan Pendidikan dan Budaya (UNESCO) Bulgaria Irina Bukova, dan Helen Clark dari Selandia Baru, yang memimpin Program PBB untuk Pembangunan (UNDP). Clark pernah menjadi perdana menteri negaranya selama hampir satu dekade.
Mantan perdana menteri Portugis Antonio Guterres juga ada dalam kompetisi ini. Bulan Desember, ia mundur dari jabatannya sebagai kepala Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR). Dalam masa jabatan 10 tahun, lembaga itu menghadapi peningkatan jumlah pengungsi global dari 38 juta menjadi lebih dari 60 juta orang.
Dari Eropa Timur, ada mantan presiden Slovenia Danilo Türk, yang juga menjadi duta besar negaranya untuk PBB tahun 1990an dan merupakan pejabat politik senior PBB di bawah kepemimpinan Kofi Annan.
Menteri Luar Negeri Kroasia, Montenegro dan Moldova sekarang ini juga telah dinominasikan, selain Srgjan Kerim dari Makedonia. Ia adalah mantan menteri luar negeri serta presiden Majelis Umum PBB tahun 2007-2008.
Proses nominasi ini masih terbuka. Slovakia diperkirakan akan memajukan menteri luar negerinya, Miroslav Lajcak, pada akhir bulan, dan ada spekulasi meluas bahwa Argentina akan memasukkan menteri luar negerinya, Susana Malcorra. Ia mundur dari posisinya sebagai kepala staf Ban Ki-moon pada akhir 2015 untuk menjadi diplomat teratas negaranya itu. Mantan perdana menteri Australia Kevin Rudd juga dikabarkan akan menjadi nominasi.
"Perlahan-lahan, para jenderal akan masuk ke dalam kancah perlombaan," ujar salah seorang diplomat Dewan Keamanan.