Makanan Cepat Saji Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

By , Kamis, 21 April 2016 | 19:00 WIB

Makanan cepat saji dikenal mengandung kalori, lemak, tingginya garam dan gula. Penelitian terbaru menemukan jika junk food juga mengandung bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam plastik.

(Baca : 11 Jenis Makanan Pembunuh Kecerdasan)

Para peneliti darii Milken Institute School of Public Health mengatakan bahwa mengonsumsi makanan cepat saji mungkin akan terkena bahan kimia berbahaya tingkat tinggi yang disebut ‘phthalates’.

Phthalates telah dikaitkan dengan masalah kesehatan, terutama kerusakan pada sistem reproduksi dan kemungkinan infertilitas. Phthalates ditambahkan ke berbagai jenis kemasan makanan, terutama plastik, karena mereka meningkatkan fleksibilitas, transparansi dan daya tahan. Penelitian menunjukkan bahwa phthalates dapat luluh dari bahan kemasan ke dalam makanan.

"Orang yang mengonsumsi makanan cepat saji memiliki tingkat phthalate sebanyak 40 persen lebih tinggi," kata penulis utama makalah, Ami Zota. Zota seorang asisten profesor kesehatan lingkungan di SPH Milken Institute. "Temuan kami meningkatkan keprihatinan, karena phthalates telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan yang serius pada anak-anak dan orang dewasa," tambahnya.

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data hampir 9.000 orang partisipan. Partisipan diminta menjawab pertanyaan tentang apa yang mereka makan selama 24 jam terakhir. Subyek juga diminta untuk memberikan sampel urine untuk mengukur kadar phthalates.

Subyek yang mengonsumsi makanan cepat saji memiliki tingkat phthalate tinggi. Para peneliti mencatat bahwa biji-bijian dan daging adalah kontributor paling signifikan untuk paparan phthalate. Termasuk juga diantaranya roti, cake, pizza, burrito, olahan nasi, mie.

Unsur kimia lain yang biasa ditemukan dalam kemasan makanan adalah Bisphenol A atau BPA, juga lebih tinggi di antara orang-orang yang mengonsumsi lebih banyak makanan cepat saji. BPA juga dikaitkan dengan masalah kesehatan.

(Baca juga : Sedikit Junk Food pun Memicu Penyakit Metabolik)

Phthalates telah menjadi subyek kontroversi sebelumnya. Pada tahun 2008, Kongres melarang kandungannya dalam mainan anak-anak karena kekhawatiran atas keselamatan mereka.