Orang Gemuk dan Kurus Melihat Makanan dengan Berbeda

By , Rabu, 20 April 2016 | 07:00 WIB

Mendidik orang tentang makan yang sehat adalah ide yang bagus, tetapi apakah itu mengakibatkan kebiasaan sehat? Belum tentu ! Hal ini menjadi penelitian para ahli dari University of Cambridge. Mereka menerbitkan hasil studi tersebut pada eNeuro dalam edisi bulan ini.

(Baca : Mengapa Ada Orang yang Banyak Makan Tapi Tak Gampang Gemuk?)

Studi mereka menemukan bahwa orang kurus dan gemuk menyimpulkan, jika pendidikan terkait makanan tidak masalah ketika mengacu pada pola makan yang buruk. Ketika disajikan dengan makanan percobaan, kedua kelompok membuat pilihan yang sama tentang makanan yang mereka suka. Mereka menunjukkan pemahaman bersama tentang apa yang merupakan makanan sehat. Tetapi, ketika peserta studi disajikan dengan makanan-makanan yang sama di kehidupan nyata secara prasmanan, kelompok orang gemuk lebih mengonsumsi pilihan makanan yang tidak sehat.

"Salah satu kemungkinan adalah bahwa ada pengaruh (bawah sadar) stimulus yang kuat dari makanan yang nyata, "kata penulis studi, Nenad Medic. Ia seorang peneliti di departemen psikiatri di Cambridge.

Dengan kata lain, cara orang gemuk memilih makanan yang tersedia dapat mengesampingkan kemampuan mereka untuk memilih makanan sehat yang sebelumnya direncanakan. "Di antara orang-orang dengan kelebihan berat badan, mereka lebih impulsif dan rentan terhadap efek menarik dari makanan yang tidak sehat," jelas Medic.

(Baca pula : Apakah Polusi Udara Dapat Membuat Gemuk?)

Sejumlah 23 orang kurus dan 40 orang gemuk menjadi partisipan dalam studi ini. Para peneliti mengkategorikan partisipan sesuai dengan usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, dan IQ.  Meskipun mereka melihat perbedaan demografis antara peserta penelitian, seperti pencapaian pendidikan dan tinggi rendahnya penghasilan, perbedaan tersebut tidak berdampak pada studi tersebut.

"Kami belum memeriksa secara langsung kontribusi ketimpangan atau kemiskinan pada pertimbangan nilai atau perilaku makan," kata Medic. "Temuan kami, bagaimanapun, menunjukkan bahwa lingkungan makanan, atau ketersediaan makanan, dapat menyebabkan konsumsi makanan yang tidak sehat, meskipun niat orang untuk makan sehat."

(Baca pula : Jumlah Penderita Obesitas di Dunia Melebihi Orang Kurus)

Lebih jelas, studi ini tidak menemukan hubungan antara mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan ketidaksetaraan. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ketersediaan pangan mempengaruhi pola makan. Penelitian tersbut diterbitkan dalam Journal of American Osteopathic Association pada bulan September, bahwa makanan anak-anak yang tidak aman memiliki risiko terbesar untuk mengembangkan obesitas.