Bayi Bilingual Miliki Otak Lebih Fleksibel

By , Rabu, 20 April 2016 | 14:00 WIB

Bayi yang berasal dari keluarga bilingual atau yang menguasai lebih dari satu bahasa (tidak termasuk bahasa bayi) pada tahun pertama kehidupan mereka, dapat mengembangkan keunggulan kognitif dibanding teman-temannya yang hanya monolingual. Mereka memiliki kemampuan memecahkan masalah yang lebih baik.

Sementara sebagian besar bayi tidak benar-benar memiliki banyak masalah untuk dipecahkan, dorongan awal kemajuan mental mereka dapat bermanfaat baik bagi kehidupan dewasa mereka. (Baca : Penutur Bilingual Gunakan Dua Bahasa Tanpa Kesalahan)

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang yang berbicara beberapa bahasa cenderung memiliki konektivitas di area otak yang terlibat dalam fungsi eksekutif. Ini mengacu pada berbagai kemampuan kognitif yang berkaitan dengan perencanaan, penalaran dan pemecahan masalah. Namun, para peneliti dari University of Washington tertarik mempelajari efek samping neurologis multibahasa dapat dideteksi pada bayi yang belum mulai berbicara.

Untuk menguji ini, peneliti merekrut 16 bayi berusia 11 bulan (tentu saja melalui orang tua mereka). Sebagian dari mereka berasal dari keluarga yang hanya berbicara bahasa Inggris, sementara sebagian lainnya berasal dari keluarga bilingual Inggris-Spanyol. Para peneliti menggunakan magnetoencephalography (MEG) untuk mengukur aktivitas otak dari bayi, karena mereka mendengarkan aliran suara orang berpidato dengan bahasa Inggris, Spanyol atau keduanya, yang dituangkan dalam video di bawah ini.

Tim peneliti menemukan bahwa bayi dari keluarga bilingual menunjukkan respon otak yang kuat untuk kedua bahasa, baik Spanyol dan Inggris yang menunjukkan bahwa mereka mampu mengenali dan memproses kedua jenis sebagai "suara fonetik" daripada suara umum, atau "suara akustik." Bayi dari keluarga berbahasa Inggris, hanya merespons bunyi bahasa Inggris, menunjukkan bahwa suara Spanyol tidak memproses fonetis.

Hasil ini menunjukkan bahwa, bahkan sebelum bayi mulai berbicara, mereka mampu mengenali suara linguistik. Namun, sebuah temuan yang jauh lebih penting adalah bahwa tanggapan neurologis bayi bilingual terjadi di daerah otak tertentu yang bertanggung jawab untuk fungsi eksekutif, seperti prefrontal dan korteks orbitofrontal. Sebaliknya, respon otak bayi monolingual tidak meluas ke daerah ini.

(Baca pula : Membaca Novel Tingkatkan Kemampuan Bahasa dan Motorik)

Menurut penulis studi, Naja Ferjan Ramírez, temuan ini menunjukkan bahwa bilingualisme membentuk tidak hanya perkembangan bahasa, tetapi juga perkembangan kognitif lebih umum. Ramirez dan rekan melaporkan temuan mereka dalam jurnal Developmental Science.