93 Persen Karang 'Great Barrier Reef' Sekarat

By , Rabu, 4 Mei 2016 | 13:00 WIB

Perubahan iklim menghancurkan ekosistem karang terbesar bumi. Great Barrier Reef sedang sekarat akibat El Nino dan perubahan iklim. (Baca : Great Barrier Reef Terinfeksi Virus Mirip Herpes)

Minggu ini, para ilmuwan dari ARC Centre of Excellence bidang studi terumbu karang menyelesaikan survei ekstensif pada karang ikonik tersebut. Mereka menemukan bahwa 93 persen ‘Great Barrier Reef’ terkena dampak pemutihan karang paling parah dari peristiwa yang pernah tercatat.

"Kami belum pernah melihat skala pemutihan ini sebelumnya," kata Terry Hughes, perwakilan Nasional Coral Bleaching Taskforce dalam sebuah pernyataan. "Di bagian utara Great Barrier Reef, itu seperti 10 siklon datang sekaligus."

Coral bleaching adalah fenomena di mana hilangnya warna pada karang karena penurunan populasi alga. Jika tidak diberikan waktu untuk pulih, pemutihan ini dapat menyebabkan terumbu karang binasa.

Great Barrier Reef merupakan sistem terumbu terbesar di dunia, terletak di lepas pantai Queensland, Australia, dan meluas lebih dari 1.400 mil. Ia terdiri dari 3,000 terumbu individu dan merupakan rumah bagi lebih dari 100 pulau.

Dari 911 terumbu karang yang disurvei, hanya 68 (7 persen) lolos dari pemutihan, sementara antara 60 hingga 100 persen dari karang terkena pemutihan sekitar 316 terumbu. (Baca pula : Pemutihan Terumbu Karang Semakin Parah)

Dalam sebuah wawancara dengan National Geographic, Mark Eakin perwakilan National Oceanic and Atmospheric Administration’s Coral Reef Watch menyebut situasi ini sebagai sesuatu yang sangat menyedihkan. Sedangkan Andrew Baird dari ARC mengatakan dalam sebuah rilisbahwa kira-kira setengah dari karang yang telah memutih akan mati, dan pada beberapa terumbu tingkat kematian kemungkinan akan melebihi 90 persen.

Walaupun hasil studi yang didapatkan menunjukkan hal menyedihakan, para ilmuwan mengatakan masyarakat dapat membantu pelestarian karang dengan mengurangi ancaman lokal, termasuk polusi, sedimentasi dan praktek penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan.