Studi Buktikan bahwa Ayah Juga Perlu Cuti Melahirkan

By , Sabtu, 7 Mei 2016 | 08:00 WIB

Cuti melahirkan bukan hanya penting bagi ibu, melainkan juga bagi ayah. Banyak keuntungan yang akan didapat saat anak yang baru lahir memiliki kedekatan yang erat dengan kedua orangtuanya. (Baca : Akibat Donor Sperma, 36 Anak Lahir dari Ayah Sakit Jiwa)

Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian terbaru dari Studi dari Oxford University. Para peneliti melakukan penelitian terhadap 192 keluarga yang baru memilik anak.Aktivitas ayah dan ibu direkam oleh para pakar, termasuk saat mereka sedang berinteraksi bersama anak pada berbagai situasi yang berbeda, misalnya, saat merawat atau bermain bersama anak.

Kemudian, peneliti juga melakukan tes psikologi pada orangtua dan meneliti pola tingkah laku anak. Apakah anak nampak rewel, tak patuh, memiliki emosi tinggi, atau bahkan agresif dengan memukul serta menggigit? 

Hasil dari penelitian nantinya untuk mengetahui bahwa apakah bayi laki-laki berusia di bawah tiga bulan yang banyak berinteraksi dengan ayahnya, serta menjalin hubungan yang kuat, ternyata lebih memiliki sikap yang tenang dan bahagia saat berusia satu tahun.

Sementara itu, pada bayi laki-laki di bawah tiga bulan yang jarang berinteraksi dengan ayahnya atau sang ayah nampak seperti sibuk dengan pikiran sendiri tak mempedulikan anak, maka anak akan menunjukkan sikap yang buruk, yakni agresif, temperamental, dan sebagainya.

(Baca pula : Saudara Kembar di Vietnam Miliki Dua Ayah Berbeda)

Studi tidak mengelaborasi untuk mengetahui apakah sikap buruk tersebut akan terus dibawa oleh anak di masa mendatang atau hanya berhenti di usia satu tahun. Namun yang pasti, studi membuktikan bahwa jalinan emosional antara anak dan ayah sebelum usia satu tahun terbukti berpengaruh signifikan pada fase tumbuh kembang anak.