Suhu Naik, Sebagian Timur Tengah Kelak Tak Bisa Dihuni

By , Rabu, 11 Mei 2016 | 13:00 WIB

Hasil kajian terbaru menunjukkan bahwa perubahan iklim kemungkinan membuat bagian-bagian Timur Tengah – yang kini dihuni lebih dari 500 juta orang - menjadi terlalu panas untuk dihuni manusia.

Tim peneliti dari Max Planck Institute for Chemistry dan Cyprus Institute mengatakan jumlah hari yang "sangat panas" di kawasan itu meningkat "dua kali lipat" sejak tahun 1970. (Baca : Konflik di Timur Tengah Memperbaiki Kualitas Udara)

Menurut peneliti, bahkan jika kenaikan suhu global dibatasi dua derajat Celsius dibandingkan pada era pra-industri, "suhu pada musim panas di kawasan itu akan naik dua kali lebih cepat" daripada kawasan lain di dunia.

Itu berarti pada pertengahan abad, pada hari-hari terpanas musim panas, "suhu tidak akan kurang dari 30 derajat pada malam hari, dan pada siang hari suhu bisa naik menjadi 46 derajat Celsius." (Baca pula : Musim Panas Timur Tengah Terjadi Hingga Akhir Abad ?)

Lebih jauh, suhu tengah hari di kawasan itu bisa mencapai 50 Celsius, dan mungkin terjadi kenaikan 10 kali lipat dalam jumlah gelombang panas, yang kemungkinan juga bertahan lebih lama. Pada pertengahan abad, rata-rata 80 hari sangat panas. Sekarang, 16 hari sangat panas.