Leopard (Panthera pardus) atau biasa dikenal sebagai macan tutul merupakan yang terkecil dari spesies kucing besar (singa, harimau, dan jaguar). Ia ditemukan di berbagai habitat berbeda di seluruh Afrika sub-Sahara dan Asia selatan.
(Baca : Macan Tutul Cina, Kucing Tertua dari 5.500 Tahun Lalu)
Menurut analisis genetik, sembilan subspesies dari spesies yang dikenali di antaranya adalah Panthera pardus pardus, P. p. Nimr, P. p. saxicolor, P. p. melas, P. p. kotiya, P. p. fusca, P. p. delacourii, P. p. japonensis dan P. p. orientalis.
Macan tutul merupakan kucing kekar dengan bentuk yang sangat elegan. Para macan tutul jantan memiliki massa tubuh berkisar antara 31 - 65 kg dengan panjang 1,6 - 2,3 m, sedangkan pada betina massa berkisar 17 - 58 kg, dan panjang 1,7 - 1,9 m.
Mereka berburu baik di atas tanah atau memanjat di pepohonan. Macan tutul juga merupaka pemanjat yang baik, mereka menghabiskan sebagian besar siang hari beristirahat di bawah naungan cabang di pohon atau di bawah batu yang terlindung.
Penelitian terbaru yang diterbitkan online dalam jurnal PeerJ, menemukan bahwa macan tutul secara historis tersebar dalam rentang 35 juta sq.km di seluruh Afrika, Timur Tengah dan Asia. Namun, saat ini rentang habitat mereka justru terbatas menjadi hanya 8,5 juta sq.km.
Penulis utama makalah, Dr Andrew Jacobson, dari ZSL Institut Zoologi, Universitas College London dan National Geographic Society Big Cats Initiative, bersama rekan-rekannya menganalisis 6.000 catatan lebih dari 1.300 sumber sejarah persebaran macan tutul dan persebaran saat ini.
Hasil ini menguatkan kecurigaan para konservasionis bahwa walaupun seluruh spesies belum masuk sebagai satwa terancam seperti beberapa kucing besar lainnya, macan tutul menghadapi banyak ancaman di alam liar, dan tiga subspesies sudah hampir sepenuhnya punah.
"Macan tutul adalah hewan yang terkenal sulit untuk dipahami, inilah kemungkinan alasan penurunannya begitu lama diakui global," kata Dr. Jacobson. (Baca pula : Catatan Kejahatan Satwa Liar : Macan Tutul Kerdil, Burung Parkit dan Banyak lagi)
"Studi ini merupakan yang pertama dari jenisnya untuk menilai status macan tutul di seluruh dunia dan semua sembilan subspesiesnya. Hasil kami menantang asumsi konvensional di banyak daerah yang menyatakan bahwa macan tutul relatif melimpah dan tidak terancam," tambahnya.
Penelitian ini menemukan bahwa sementara macan tutul Afrika menghadapi ancaman yang cukup besar, terutama di Afrika Utara dan Barat, macan tutul juga hampir sepenuhnya menghilang dari beberapa daerah di Asia, termasuk di antaranya di Semenanjung Arab, bekas kawasan Cina dan Asia Tenggara.