Bangunan Reyot dan Motivasi Mengejar Cita

By , Rabu, 18 Mei 2016 | 09:00 WIB

Panas matahari Belitung yang terpantul di putihnya pasir sisa penambangan membuat bangunan berdinding kayu itu nampak makin mencolok. Pengunjung terus berdatangan mengabadikan bangunan serta tiang bendera didepannya, seolah tak peduli akan sengatan sinar matahari yang membanjiri Desa Gantong, Belitung Timur.

Sekilas tak ada yang istimewa dari bangunan reyot yang telah disangga kayu besar disampingnya, sebuah papan bertuliskan “SD Muhammadiah Gantong, Sekolah Laskar pelangi” menjadi penanda daya tarik tempat itu. Segala sesuatu berlabel Laskar Pelangi sangat diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke Belitung seolah tek lepas dari gaung novel karya Andrea Hirata tersebut.

Bagi mereka yang mengikuti cerita Laskar Pelangi, terlebih yang menonton film adaptasinya akan langsung membayangkan dimana Ikal, Lintang, Mahar dan kawan-kawan belajar dan bermain. Ya, bangunan ini merupakan salah satu lokasi syuting Film Laskar Pelangi, yang dirilis 2008 lalu.

Bangunan dua ruang itu hanyalah replika dari bangunan aslinya yang telah rata dengan tanah, namun bangunan ini seolah menceritakan bagaimana perjuangan anak-anak Laskar Pelangi mendapatkan pendidikan yang layak dari balik sekolah reyot.!break!

Muslimah, perempuan berusia 64 tahun itu masih ingat bentuk sekolah yang digambarkan oleh Andre Hirata dalam novelnya. Muslimah adalah pengajar di SD Muhammadiyah Gantong, guru Andrea Hirata yang juga diangkat menjadi salah satu karakter dalam novel Laskar pelangi.

Suasana ruang kelas di replika SD Muhammadiyah Gantong, Belitung. (Rynold Salmond)

"Ibu masa nggak kenal sama aku, dulu murid ibu disekolah yang buruk," tutur Ibu Muslimah mengikuti ucapan Andrea Hirata saat pertama kali bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah.

Sekolah buruk, begitulah sang penyair mendeskripsikan sekolahnya dulu. Tak berlebihan jika bangunan kayu yang hampir lapuk tersebut menjadi gambaran SD Muhammadiah Gantong. Hal tersebut pun diamini oleh Muslimah.

"Tahun '91 sekolah itu sudah tidak ada lagi, karena tahun '86 masyarakat sudah banyak pindah ke sekolah negeri yang lebih baik. Dari tahun '86 kami sudah tidak terima murid dan akhirnya tahun '91 muridnya habis," jelas Muslimah mengenai keberadaan SD Muhammadiyah Gantong sekarang.

Muslimah juga menjelaskan bahwa kolasi tempat replika SD Muhammadiyah Gantong tersebut tak terletak di lokasi yang sama saat ia mengajar dulu. Kini diatas tanah yang menjadi lokasi SD Muhammadiyah Gantong telah berdiri MTS Muhammadiyah, sekolah setingkat SMP.

Meski tak terletak di lokasi yang sama dengan aslinya, tapi terlihat tetap banyak pengunjung yang begitu menghayati peran bangunan kayu ini. Terlihat banyak juga pengunjung yang berfoto layaknya guru dan murid di dalam kelas, tak hanya berfoto berlatarkan tampak depan bangunan. Sayang, terlihat beberapa jejak vandalisme di dinding kayu yang menyekat ruangan, seperti menggambarkan banyak wisatawan yang belum siap menghargai tempat-tempat wisata.

Jika dilihat dari keseluruhan, lokasi replika SD Laskar pelangi sebenarnya sudah cukup siap menjadi tempat wisata. Berbeda dengan kedatangan pertama saya ke tempat ini pada Tahun 2013 yang hanya menyuguhkan bangunan sebagai pusat atraksi, kini kondisi sekitar bangunan replika sekolah ini telah ditata dan terlihat lebih siap untuk menyambut pengunjung. Deretan penjual jajanan khas akan menyambut kedatangan para pengunjung, ada pula bangunan permanen yang menjadi galeri kerajinan dan pusat oleh-oleh serta tak lupa fasilitas lain seperti toilet dan mushola yang membuat wisatawan makin nyaman untuk bertandang.