Kertas dari Kotoran Gajah

By , Sabtu, 14 Mei 2016 | 09:30 WIB

Bau, menjijikkan, dan geli bisa jadi adalah tiga hal pertama yang tebersit dalam pikiran ketika melihat kotoran gajah. Namun, siapa sangka, ternyata Anda malah bisa menulis dan menggambar di atasnya?

"Kotoran gajah mengandung banyak serat dan bisa didaur ulang jadi kertas," ujar I Made Artawan, Staf Safari Poo Paper, di Bali Safari dan Marine Park (BSMP), Selasa (10/5/2016), di Kabupaten Gianyar, Bali.

Untuk memperoleh kertas dari kotoran gajah, beberapa tahap diperlukan. Langkah pertama, tentu saja, proses pembersihan kotoran, dengan menggunakan air yang mengalir. (Baca : Mobil Kreasi Mahasiswa Yogya Ini Bisa Jadi Kendaraan Masa Depan)

Setelah itu, kotoran direbus agar baunya hilang. Kemudian, hasil rebusan kotoran dijemur selama tiga hari sampai empat hari, lalu diangkat untuk digiling.

Pada proses penggilingan ini, kotoran gajah dicampur bubur kertas. Komposisinya menggunakan perbandingan 20 persen dan 80 persen. Kedua material tersebut dicampur bersama lem kanji agar lengket. 

Selanjutnya, bahan dicetak pada screen—alat pencetak—dan dijemur kembali selama empat jam. Jika sudah kering, cabut perlahan. Selembar kertas sudah jadi (Baca pula : Bamboo Biennale di Solo)

Kertas yang memakai bahan kotoran gajah memiliki tekstur lebih kasar dan tebal karena serat dari kotoran itu. Di luar tekstur dan ketebalan, tak ada yang beda dari kertas ini dengan kertas lain. Penggunaan campuran bubur kertas menjadikannya seputih kertas lain.

"Proses dari kotoran menjadi kertas memakan waktu sekitar satu minggu," ujar Artawan.

Artawan menambahkan, tidak semua kotoran hewan bisa diolah kembali menjadi produk seperti ini. Contohnya, sebut dia, kotoran sapi yang sangat halus dan tak berserat.

"Sejak 2011, Bali Safari membuka tepat pengolahan ini untuk mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat," ujar Artawan.

Sebagai gambaran, seekor gajah dalam satu hari dapat mengeluarkan sekitar 50 kilogram kotoran. Sehari, seekor gajah makan lebih kurang 200 kilogram rumput. (Baca juga : Kreasi Anyaman Rotan yang Hidupi Palangkaraya)

Adapun proses daur ulang kotoran gajah menjadi kertas di BSMP menghasilkan 50 lembar sampai 100 lembar kertas per hari. Produk kertas dari kotoran ini telah dipakai sebagai kartu nama pegawai BSMP dan piagam Bali Maraton 2015.

Jika Anda penasaran, hasil olahan ini juga dijual sebagai oleh-oleh khas Bali Safari, berupa buku dan pigura. Nah, jangan-jangan, Anda memang sudah punya dan bahkan memakai kertas olahan kotoran gajah ini?