Perubahan Iklim Berkontribusi terhadap Kepunahan Neanderthal

By , Minggu, 15 Mei 2016 | 13:00 WIB

Neanderthal menunjukkan tanda-tanda stres gizi selama periode dingin yang ekstrim, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Human Evolution. (Baca : DNA Purba Ungkap Sejarah Genetik Bangsa Eropa)

"Penelitian kami mengungkap pola bahwa cuaca dingin merupakan lingkungan yang keras bagi Neanderthal," kata pemimpin penulis Dr Jamie Hodgkins, dari University of Colorado Denver.

Dr. Hodgkins dan rekan penulis menganalisis sisa-sisa mangsa dari Neanderthal. Peneliti menemukan bahwa Neanderthal telah bekerja sangat keras untuk mengekstrak setiap kalori dari daging dan tulang selama periode waktu yang dingin.

Tim meneliti temuan tulang di gua-gua yang pernah dihuni oleh Neanderthal di barat daya Perancis. Temuan ini menunjukkan bagaimana bangkai rusa dan hewan lainnya diburu kemudian dikonsumsi.

"Jika iklim dingin menekan Neanderthal, perilaku subsisten mereka mungkin telah berubah. Neanderthal membutuhkan mangsa secara intensif dari ekstraksi nutrisi yang lebih luas dari bangkai fauna," kata para ilmuwan.

(Baca juga : Ilmuwan Buat Peta Persebaran Keturunan Neanderthal dan Denisovan)

Selama periode dengan dingin ekstrim, yakni periode glasial, tulang-tulang lebih berat untuk diproses. Secara khusus, mereka menunjukkan frekuensi yang lebih tinggi dari tanda perkusi, termasuk di antaranya kebutuhan akan gizi dengan mengkonsumsi semua sumsum. Ini mungkin menandakan kurangnya ketersediaan pangan.

"Seiring dengan iklim yang semakin dingin, Neanderthal harus menggali lebih ke dalam demi mendapatkan nutrisi dari tulang," kata Dr. Hodgkins.

Hal ini terutama terlihat dalam bukti yang mengungkapkan bahwa Neanderthal berusaha untuk mematahkan tulang dengan kandungan sumsum rendah, seperti tulang kecil kaki. Temuan lebih mendukung hipotesis bahwa perubahan iklim merupakan faktor dalam kepunahan Neanderthal.

"Hasil penelitian kami menggambarkan bahwa perubahan iklim memiliki efek yang nyata," kata Dr. Hodgkins. (Baca pula : Keluar dari Afrika, Jatuh ke Pelukan Neanderthal)

Apa yang terjadi pada Neanderthal bukan tidak mungkin terjadi pula pada kita, manusia masa kini.