Pesona matahari terbit dari Punthuk Setumbu dan dari mana pun di sudut permukaan bumi mungkin tak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan pemandangan matahari terbit dari antariksa.
Dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), matahari terbit bukan hanya semburat kuning kemerahan beserta hijaunya sawah atau birunya laut.
Latar matahari terbit bila dilihat antariksa adalah birunya permukaan bumi beserta awan putih yang kadang mengapung jauh di atasnya. Hal yang paling penting, dari ISS, matahari terbit bukan hanya satu per hari seperti yang biasa disaksikan dari permukaan bumi, melainkan 16.
Astronot Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Jeff Williams, membuat time-lapse matahari terbit dari ISS dan menyebarkannya lewat Twitter.
Good Morning! Sunrise bursting on the scene followed by beautiful ocean sun glint. We get 16 of these every day!https://t.co/UKanwP0Bv8
— Jeff Williams (@Astro_Jeff) May 13, 2016
"Selamat pagi! Matahari terbit menyapa setiap hari diikuti dengan kilatan indah lautan. Kami menjumpai 16 matahari terbit setiap hari," demikian posting Jeff di Twitter pada Jumat (13/5/2016) lalu.
Astronot NASA, Greg Charnitof, kepada Daily Mail, Minggu (15/5/2016), mengatakan bahwa ISS berjalan dengan kecepatan 17.500 mil per jam. Dengan kecepatan itu, ISS mengorbit bumi dalam kurun waktu 90 menit. Karena itulah, setiap hari manusia yang tinggal di ISS menjumpai 16 matahari terbit setiap hari.
Pemandangan-pemandangan yang biasa dijumpai selalu menarik bila dilihat dari antariksa, mulai dari aurora, gunung-gunung di Indonesia, supermoon, hingga wajah sebenarnya bumi.
Bagaimana menurut Anda? Mana yang lebih indah, matahari terbit dari antariksa atau matahari terbit yang disaksikan Rangga dan Cinta?