Dunia akan menghadapi krisis pangan paling serius tahun ini. Seperti diperingatkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Afrika akan menghadapi kelaparan terburuk dalam 25 tahun terakhir, yang akan berdampak pada sekitar 50 juta orang.
Kekeringan dan gelombang panas, yang kita kenal dengan El Nino, telah melanda banyak tempat di India, Amerika Latin, Asia Tenggara. Namun, daerah terdampak paling parah adalah negara-negara di Afrika bagian selatan. MenurutObserver, negara-negara seperti Malawi, Mozambik, Lesotho, Zimbabwe, Namibia, Madagaskar, Angola, dan Swaziland, telah menyatakan keadaan darurat nasional.
Tujuh dari sembilan provinsi di Afrika Selatan juga masuk dalam zona bahaya. Masing-masing keluarga di wilayah-wilayah tersebut hanya mendapatkan satu jatah makan kecil untuk bertahan hidup dalam kondisi yang memprihatinkan ini dalam sehari.
Dari pantauan PBB, setidaknya sekitar 31 juta sudah terserang kelaparan. Dan angka ini diperkirakan akan meningkat hingga 49 juta menjelang akhir tahun, untuk seluruh wilayah di Afrika. Presiden Zimbabwe Robert Mugabe sendiri telah mengajukan anggaran sebesar AS$1,5 miliar (sekitar Rp20,5 triliun)—kepada PBB—untuk menanggulangi krisis ini.
Juru bicara PBB untuk urusan kemanusiaan mengatakan bahwa kriris pangan ini akan mulai memburuk pada Juli tahun ini dan akan mencapai puncaknya antara Desember 2016 dan April 2017.
Kepala World Food Programme, yang berada di bawah naungan PBB, Coco Ushiyama, menyatakan keprihatinannya kepada Observer. “Tahun lalu, seperti halnya negara lain di wilayah itu, Malawi telah mengadapi dua bencana besar: hujan yang tak menentu dan banjir yang justru menyebabkan kekeringan,” ujarnya.