Kita semua mungkin pernah menelan permen karet saat masih anak-anak, atau bahkan setelah dewasa, dan bertanya-tanya apa yang terjadi dengan permen karet itu di dalam usus.
Apakah permen karet yang lengket itu masih tetap ada di lambung kita bertahun-tahun, menempel di dinding usus, dan tak berubah? (Baca : Setelah 20 Tahun Terjebak Jutaan Permen Karet, Gum Wall Akhirnya Dibersihkan)
Tenang saja, sistem pencernaan kita sangat canggih, tangguh, dan asam, sehingga efisien dalam hal mengeluarkan objek yang tidak bisa diurai.
Makanan terbentuk dari molekul seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Enzim-enzim di lambung, seperti lipase akan memecah lemak, amilase memecah karbohidrat, dan pepsin memecah protein menjadi nutrisi yang bisa dipakai tubuh.
Sesudah itu, asam lambung, yang terbentuk dari asam hidroklorik dan garam di lambung, akan melarutkan makanan itu lebih lanjut, lalu mengubahnya menjadi bubur yang dengan mudah masuk ke usus kecil dan terjadi penyerapan. Sisa dari yang diserap itu atau limbah akan dikeluarkan dari tubuh.
Bagaimana dengan permen karet? Ternyata sama saja seperti makanan biasa. Permen ini terbuat dari pemanis, perasa, agen pelembut, serta karet sintetis. (Baca pula : Mengunyah Permen Karet Bantu Menambah Konsentrasi)
Setelah kita tanpa sengaja menelannya, karbohidrat, minyak, dan alkohol dalam permen karet akan dipecah oleh enzim-enzim. Tetapi tidak ada enzim untuk polimer karet, dan objek ini juga bisa tahan pada asam lambung. Karena itu permen karet tidak dicerna.
Objek yang tidak dapat dicerna itu tidak akan tinggal di dalam lambung atau usus. Bagian dari polimer karet itu berpindah ke usus besar dan dikeluarkan.
Tubuh kita mengeluarkan berbagai makanan yang tidak dapat dicerna hampir setiap hari, misalnya saja pecahan biji-bijian, bahkan serat yang bertahan cukup lama di usus dan bermanfaat, sampai akhirnya dikeluarkan.