Studi terbaru mengungkap bahwa inti Bumi ternyata lebih muda 2,5 tahun dari yang kita ketahui sekarang. Temuan tersebut memastikan angka tepat selisih usia permukaan dengan inti Bumi yang selama ini tak pernah dibuktikan secara ilmiah.
Sebelumnya, para ilmuwan menelan bulat-bulat teori yang disampaikan oleh Richard Feynman, Fisikawan Amerika paling berpengaruh pada abad ke-20 dalam suatu kuliahnya di Caltech tahun 1960-an. Saat itu, Feynman mengatakan bahwa dilatasi waktu menyebabkan inti Bumi lebih muda dari keraknya satu atau dua hari.
Teori relativitas umum juga menunjukkan bahwa objek-objek besar seperti planet atau bintang dapat menghasilkan tarikan gravitasi kuat yang menyebabkan waktu melambat. Dengan demikian, objek yang berada di sekitar inti Bumi akan mengalami tarikan kuat dan waktu di sana berjalan lebih lambat dibandingkan dengan di permukaan. Dengan kata lain, material pembentuk inti Bumi berumur lebih muda daripada material pembentuk keraknya.
Sebenarnya, teori ini sudah ada sejak lama dan telah diterima begitu saja oleh ilmu fisika tanpa ada perhitungan pasti. Dalam studi ini, trio peneliti asal Denmark yaitu U I Uggerhoj dan R E Mikkelsen dari Aarhus University bersama J Faye dari University of Copenhagen menggunakan perhitungan matematika untuk menemukan angka pasti selisih usia permukaan dan inti Bumi. Hasilnya menakjubkan. Mereka berhasil menghitung bahwa selama 4,5 miliar tahun Bumi ada, ternyata inti Bumi lebih muda 2,5 tahun daripada kerak akibat adanya tarikan gravitasi.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari penelitian, salah satunya adalah mengetahui pengaruh gravitasi terhadap perbedaan waktu. Tetapi, ada pelajaran penting yang bisa kita dapat dari penelitian ini: yaitu jangan telan mentah-mentah kalimat seseorang hanya karena kemasyhuran dan martabatnya, tanpa membuktikan kebenarannya.