Kota di tepi pantai ini menjadi pilihan indah tempat peristirahatan terakhir para filsuf. Salah satunya mungkin Aristoteles, di mana arkeolog mengklaim telah temukan tempat persemayamannya. Seorang arkeolog Yunani mengklaim bahwa hampir pasti telah menemukan makam Aristoteles, 2.300 tahun setelah kematian filsuf tersebut di tahun 322 SM
Arkeolog Kostas Sismanidis memercayai bahwa makam terdapat di dalam bangunan berkubah berbentuk tapal kuda di kota dekat pantai Yunani kuno, Stagira, tempat di mana Aristoteles lahir di tahun 384 SM. Sismanidis membuat pengumuman hari Kamis (26/5) pada Kongres Dunia Peringatan 2400 tahun Aristoteles, konferensi untuk para sarjana Aristotelian internasional yang diadakan di kota Thessaloniki.
Sementara ia tidak memiliki bukti kuat bahwa makam itu milik Aristoteles, Sismanidis mengatakan lokasinya cocok dengan deskripsi fisik makam Aristoteles dari abad ke-11. Ini berdasarkan biografi filsuf tersebut dalam bahasa Arab, yang mengklaim bahwa orang-orang dari Stagira menempatkan abu filsuf ke sebuah guci, dan membawa kembali ke kota asal mereka untuk diamankan.
"Kami pikir, tanpa bukti namun hanya indikasi yang, merupakan poin terhadap teori ini, bahwa ini adalah tempat peristirahatan terakhir para filsuf,” ungkap Sismanidis mengatakan pada konferensi.
Beberapa orang telah menyatakan keraguan tentang klaim ini.
Stasiun radio Yunani, Sto Kokkino melaporkan bahwa penemuan Sismanidis ini adalah hasil penggalian dan penelitian lebih dari 20 tahun. Arkeolog tersebut sebelumnya telah mengklaim menemukan makam Aristoteles pada tahun 1996. Setelah resmi pensiun dari pekerjaan tetapnya, ia terus bekerja di situs untuk mengkonfirmasi hipotesis.
Aristoteles ini awalnya diyakini dimakamkan di Chalcis, sebuah kota di pulau Yunani Euboea, di mana ia meninggal karena penyakit perut. Stagira dan Chalcis memiliki jarak lebih dari 300 mil.