Normalnya, setiap orang memejamkan mata saat tidur. Namun, tidak dengan Phoebe Campbell dan Emma Darley (29). Kedua wanita asal Inggris ini tak pernah tidur dengan mata tertutup.
Saat tertidur di transportasi umum, Phoebe mungkin dikira orang di sekitarnya sedang melamun. Jika ada yang mengajak bicara, Phoebe bukan bermaksud tidak merespons, tetapi ia sedang tidur dan orang lain tak tahu itu. Seorang temannya juga pernah mengira Phoebe terbangun pada malam hari.
Phoebe menyadari kondisinya ketika berusia 13 tahun. Kini, ia selalu menggunakan penutup mata saat ingin tidur.
Begitu pula dengan Emma. Emma sering disangka tidak merespons pembicaraan, padahal sebenarnya ia sedang tidur.
Keduanya memiliki kondisi langka lagophthalmos nokturnal, yaitu ketika kelopak mata tidak sepenuhnya menutup saat tidur. Awalnya, mereka mengira kondisi ini tidak berdampak buruk bagi kesehatan mata.
Namun, lagophthalmos nokturnal bisa membuat mata kering sehingga terasa perih dan rentan infeksi, terbentuk jaringan parut pada korne, bahkan berisiko kehilangan penglihatan.
Kondisi ini diperkirakan hanya terjadi sekitar 10 persen dari populasi. Salah satu penyanyi opera, Katherine Jenkins, juga mengalami penyakit langka ini. Dalam kasus yang parah, kelopak mata bisa terbuka sangat lebar ketika tidur.
Dokter mata Ceri Smith-Jaynes mengungkapkan, banyak orang dengan lagophthalmos nokturnal terbangun dengan penglihatan buram atau kabur. Hal ini karena mata mereka sangat kering.
Mata tertutup saat tidur sama seperti mata berkedip yang berfungsi untuk melembabkan mata sehingga membersihkan debu dan bakteri. Pemberian salep dan obat tetes mata pada malam hari dapat berguna untuk melembabkan mata kering.
"Yang terburuk, kornea bisa rusak dan berisiko kehilangan penglihatan," kata Smith.