Berburu Makam Asli Karl Marx di Kota London

By , Senin, 6 Juni 2016 | 16:00 WIB

Jika saat berkunjung ke kota London, Inggris, Anda sudah merasa bosan dengan Tower Bridge, Istana Buckingham, Westminster Abbey, Big Ben atau sederet museum, mungkin tempat ini bisa menjadi lokasi wisata alternatif.Tempat itu adalah Highgate Cemetery alias taman pemakaman Highgate yang terletak di sisi utara kota London. Wisata ke kuburan? Mengapa tidak, sebab Highgate Cemetery bukan sembarang makam.Selain ditata dengan apik dan indah, makam ini juga merupakan tempat "bermukim" salah satu tokoh paling terkenal dalam sejarah dunia, yaitu penggagas ideologi sosialisme, Karl Marx.Malam seluas 15 hektar yang resmi digunakan pada 1839 itu terbagi menjadi sisi timur dan barat yang dipisahkan seruas jalan kecil.Pemakaman Highgate kini menampung 53.000 makam yang menjadi peristirahatan terakhir sedikitnya 170.000 jenazah. Namun, pusara paling terkenal dan paling banyak dikunjungi adalah makam Karl Marx.Suatu siang, Kompas.com menyempatkan diri untuk mengunjungi makam terkenal ini, bersama Anton Alifandi, seorang mantan wartawan, yang sudah lebih dari 20 tahun menetap di London.Kami harus melintasi taman Waterlow yang asri untuk mencapai pekuburan itu. Setelah tiba di ujung taman, sisi timur Highgate langsung terpampang wajah khas Karl Marx di pintu masukDan ternyata, untuk "nyekar" ke makam Karl Marx tidak gratis. Pengunjung dikenai tarif sebesar 4 poundsterling atau sekitar Rp 80.000 per orang.Keharusan membayar itu menjadi bahan gurauan saat kami membeli tiket masuk. "Ini namanya mengkapitalisasi sosialisme," kata Anton yang disambut tawa si penjaga loket.Setelah membeli tiket dan mengambil peta, kami kemudian menuju ke lokasi monumen untuk mengenang Karl Marx yang kurang lebih berjarak tak sampai 100 meter dari pintu masuk.Setelah berjalan kaki sekitar lima menit, di sisi kanan jalan setapak yang disusuri Kompas.com, terihat sebuah monumen lengkap dengan patung dada Karl Marx.Beberapa orang pengunjung terlihat di tempat itu, mengambil foto dan meletakkan karangan bunga di lantai monumen tersebut.Di monumen tersebut terpampang tulisan "Workers of all lands unite" atau "Para pekerja di dunia, bersatulah", yang menjadi jargon kaum kiri sedunia.

!break!

Bukan makam asli

Kami kemudian menyusuri jalan aspal kecil yang dibuat mengitari pemakaman, sementara jalan-jalan setapak menjulur masuk ke "pedalaman" pemakaman yang ditutup pepohan rimbun sehingga sangat mirip dengan hutan.

Setelah separuh jalan, kami menyadari bahwa arah yang kami ambil salah dan tak akan membawa kami ke makam asli penulis buku Das Kapital itu.

Akhirnya kami berdua mencari lagi dari titik awal yaitu patung dada Karl Marx dan mencoba jalan-jalan setapak banyak terdapat di tempat itu.

Setelah sekitar 30 menit melakukan pencarian, kami akhirnya menemukan pusara asli milik tokoh ternama itu. Di tempat tersebut kami bertemu sepasang wisatawan lokal ternyata mencari makam asli sang filsuf.

Makam itu sungguh sederhana, hanya sebuah lapisan beton berwarna kelabu yang sudah retak dengan tulisan yang sudah memudar dan sulit terbaca di atasnya.

Sederet kalimat masih bisa dibaca, meski dengan susah payah, yang menyebut bahwa jasad Karl Marx dipindahkan ke makam baru pada November 1956.Tak memiliki negara

Saat meninggal dunia dalam usia 64 tahun pada 14 Maret 1883, Karl Marx berstatus tak memiliki negara. Pemakamannya di Highgate pada 17 Maret 1883 hanya dihadiri sebanyak 11 pelayat yang adalah teman-teman terdekat Marx, salah satunya adalah Friederich Engels.

Pada November 1954, jasad Marx; istrinya, Jenny von Westphaen; putrinya, Eleanor dan kedua cucunya Harry Longuet dan Helena Demuth, dipindahkan ke lokasi baru yang kini menjadi sebuah titik wisata di London.

Tugu peringatan untuk Karl Marx di makam barunya baru diresmikan pada 14 Maret 1956 dan Partai Komunis Inggris melengkapi tugu itu dengan patung dada Marx karya Laurence Bradshaw.

Pada 1970, sekelompok orang bersenjatakan bom rakitan mencoba menghancurkan tugu Karl Marx ini, namun upaya tersebut gagal.

Setelah menemukan makam asli Karl Marx, kami beranjak pulang. Namun di pintu keluar, terdapat sebuah papan pengumuman yang ditujukan untuk para pengunjung.

Isinya, mengharap pengunjung memberikan sumbangan sukarela untuk biaya perawatan makam yang mencapai 1.000 poundsterling atau sekitar Rp 20 juta sehari.