Menikmati Borobudur Berselimut Kabut

By , Rabu, 8 Juni 2016 | 17:00 WIB

Terbangun dari mimpi malam, alarm jam ponsel berdering keras. Tepat pukul tiga pagi. Cukup cuci muka, karena pagi itu masih dingin. Kuurungkan niatku untuk mandi. Bangun sepagi ini untuk mengejar matahari menampakkan pesona paginya di tengah gunung Merapi dan gunung Merbabu. Mata masih pedas untuk menatap jalan ke depan. Dengan bantuan map yang terpasang di mobil kami pun melaju. Dari Yogyakarta menuju Magelang melalui jalan Magelang kemudian melewati Munthilan.

Berburu matahari terbit, seperti pagi lalu di Prambanan. Kali ini yang akan menjadi suguhan pagi kami adalh pesona Borobudur yang berselimut kabut. Perjalanan ditempuh kurang lebih satu jam dari Yogyakarta. Bukit ini terkenal dengan nama Punthuk Setumbu. Alamat lengkapnya ada di Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Jam sudah menunjukkan pukul empat. Berbekal maps di mobil kami sampai di lokasi. Dengan membayar retribusi 15.000,- untuk wisatawan lokal dan 30.000,- untuk wisatawan mancanegara kita bisa menikmati adegan matahari terbit di bukit Punthuk Setumbu. Waktu yang tepat untuk mengujunginya yakni diantara bulan Juni hingga Agustus, karena dibulan ini merupakan musim kemarau. Di musim hujan kita tak bisa menikmati pesona sunrise secara utuh, kadang mendung menutupi langit.

Borobudur diselimuti kabut di pagi hari menjelang nirwana terbit dari timur. Lansekap ini bisa disaksikan dari bukit Punthuk Setumbu, Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang (30/5/2016). Tempat ini menjadi magnet wisatawan karena pesona nirwana yang terbit di tengah gunung Merapi dan gunung Merbabu. Kekokohan candi Borobudur pun dapat dilihat dari bukit ini. (Rahmad Azhar/National Geographic Indonesia)

Dari pintu masuk naik keatas bukit sekitar 300 meteran. Tenang, jalan sudah di semen dan kanan-kiri dilengkapi pegangan. Lampu di jalur menuju bukit pun juga selalu menyala. Warga yang membuka warung di sekitaran pun selalu menawari kopi ataupun souvenir secara ramah. Terdapat saung juga jika merasa lelah untuk melanjutkan trekking naik ke bukit.

Cukup lelah menuju bukit Punthuk Setumbu. Tenang, rasa lelah itu akan terbayarkan ketika kedua mata kita disuguhkan pesona alam yang menyeruak, terlihat gunung Merapi dan gunung Merbabu. Candi Borobudur pun terlihat samar-samar berselimut kabut. Tak hanya itu, cahaya keemasan mentari pagi memberi nuansa yang khas. Langsung kurekam dengan kameraku.

Menunggu fajar memunculkan wajahnya di Punthuk Setumbu, Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Borobudur, Magelang (30/5/2016). Tempat ini menjadi magnet wisatawan karena pesona nirwana yang terbit di tengah gunung Merapi dan gunung Merbabu. Kekokohan candi Borobudur pun dapat dilihat dari bukit ini. (Rahmad Azhar/National Geographic Indonesia)

Bukit Punthuk Setumbu bagi kami memberikan alternatif lain untuk menikmati Borobudur dari kejauhan. Ternyata tak kalah memesona dibandingkan kita menikmati dari jarak dekat. Borobudur merupakan candi bercorak Buddha. Candi beralamat di Magelang, Jawa Tengah. Borobudur didirikan sekitar tahun 800-an Masehi oleh wangsa Syailendra. Borobudur juga merupakan kuil Buddha terbesar di dunia. Sehingga setiap tahunnya dipadati umat Buddha untuk merayakan hari besar Waisak.

Nirwana terbit diantara punggung gunung Merapi dan gunung Merbabu. Kabut tipis menyelimuti Borobudur. Semua terekam sudah di ingatan dan memori kartu kamera. Suasana ini akan kami selalu kami rindukan.