Keanekaragaman Hayati Laut Lindungi Ikan dari Perubahan Iklim

By , Rabu, 8 Juni 2016 | 11:00 WIB

Studi yang diterbitkan di Proceeding of the National Academy of Science pada Mei 2016 lalu mengungkap bahwa faktor utama yang membantu ikan bertahan melawan perubahan iklim adalah biodiversitas lautan.Komunitas yang memiliki keragaman jenis lebih tinggi lebih tahan menghadapi kenaikan temperatur lautan yang terjadi akibat perubahan iklim. Studi itu sekaligus menggarisbawahi pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati. Dalam konteks ikan, keanekaragaman hayati akan mempertahankan ikan hingga saat ini menjadi salah satu sumber protein terbaik bagi manusia."Keanekaragaman hayati lebih dari sekadara wajah cantik," kata Emmett Duffy, Direktur Tennenbaum Marine Observatories Network dan peneliti di Smithsonian Environmental Research Center."Melestarikan keanekaragaman hayati bukan cuma soal estetika atau spiritual, itu penting bagi kesehatan dan fungsi ekosistem, serta layanan lingkungan bagi manusia, seperti makanan laut," terangnya seperti dikutip Smithsonian, Mei lalu.Penemuan ini didasarkan pada Reef Life Survey, program survei pada lebih dari 3.000 spesies ikan di 44 negara. Lebih dari 4.000 survei bawah laut dilakukan. Survei dilakukan oleh banyak sukarelawan. Banyak dari mereka yang tidak memiliki latar belakang sains namun akhirnya dilatih untuk mengambil data dengan baik.Studi secara mengejutkan menemukan, pengaruh terbesar yang meningkatkan biomassa ikan adalah keanekaragaman hayati, yang dilihat dari jumlah spesies dan keragaman ikan memanfaatkan lingkungan mereka.Temperatur memang memiliki hubungan yang kompleks dengan biomassa ikan. Secara umum, kenaikan temperatur membantu menaikkan biomass ikan, tetapi bila kenaikan sangat tinggi, biomass ikan akan terhambat. Dalam komunitas yang hanya terdiri dari beberapa spesies, biomassa ikan akan meningkat seiring dengan kenaikan temperatur hingga mencapai di atas 20 derajat celcius. Bila lebih tinggi, biomassa ikan cenderung akan mulai menurun. Berbeda dengan komunitas yang memiliki keragaman lebih tinggi. Biomassa akan tetap stabil meskipun terjadi kenaikan temperatur.Dalam lingkungan yang suhunya terus berubah, komunitas yang keanekaragaman hayatinya lebih tinggi bisa lebih produktif dibanding yang keragamannya lebih rendah.