Kehidupan Pertama Alam Semesta Mungkin Lahir di Planet Karbon

By , Kamis, 9 Juni 2016 | 15:00 WIB

Bumi kita terdiri dari bebatuan silikat dan inti besi dengan lapisan tipis air di permukaannya yang mendukung kehidupan. Tetapi, planet tempat kehidupan pertama kali lahir mungkin sangat berbeda. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pembentukan planet di alam semesta awal mungkin telah menciptakan planet karbon yang terdiri dari grafit, karbida dan berlian. 

Studi tersebut menunjukkan bahwa bintang dengan sebagian kecil karbon dapat menjadi induk bagi planet. "Kami punya alasan kuat yang untuk meyakini bahwa kehidupan asing pastilah berbasis karbon, seperti halnya di Bumi. Ini juga menjadi pertanda baik bagi kemungkinan kehidupan di alam semesta awal," ungkap penulis utama studi, Natalie Mashian dari Harvard University.

Alam semesta primordial mengandung sejumlah besar Hidrogen dan Helium, serta tak memiliki unsur-unsur kimia yang diperlukan untuk kehidupan seperti Oksigen maupun Karbon. Setelah bintang-bintang pertama meledak sebagai supernova dan generasi kedua melakukan pembentukan planet, kehidupan mungkin dapat terbentuk.

Mashian  dan penasihat disertasinya, Avi Loeb dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics memeriksa bintang-bintang tua kelas tertentu yang dikenal sebagai bintang miskin logam atau bintang CEMP. Bintang jenis ini hanya mengandung seperseratus ribu zat besi Matahari kita, itu artinya mereka terbentuk sebelum ruang antar bintang secara luas dipenuhi unsur-unsur berat.

“Bintang-bintang ini merupakan fosil dari alam semesta muda. Dengan mempelajari mereka, kita bisa mengetahui bagaimana planet dan kemungkinan kehidupan di alam semesta dimulai,” tutur Loeb.

Meskipun kandungan zat besi dan unsur berat lainnya lebih sedikit dibanding Matahari kita, bintang CEMP memiliki lebih banyak karbon daripada yang diperkirakan di usianya. Kelimpahan relatif ini akan mempengaruhi pembentukan planet seperti butiran debu karbon berbulu yang berkumpul dan membentuk dunia tar hitam.

Dari kejauhan, planet karbon ini akan sulit dibedakan dengan Bumi. Massa dan ukuran fisik keduanya akan serupa. Astronom harus memeriksa atmosfer untuk mendapatkan tanda-tanda sifat alami mereka. Gas-gas seperti Karbon monoksida dan metana akan menyelimuti dunia tak biasa ini.

Menurut Mashian dan Loeb, untuk mencari planet di sekitar bintang CEMP dapat dilakukan menggunakan teknik transit. “Ini merupakan metode praktis untuk menemukan bagaimana planet-planet awal bisa terbentuk di alam semesta yang baru lahir,” ungkap Loeb.

“Kita tidak akan pernah tahu apakah mereka benar-benar ada, kecuali kita melihatnya,” pungkasnya.