Sering Salah Panggil Nama Orang? Ini Penjelasan Ilmiahnya

By , Rabu, 15 Juni 2016 | 12:00 WIB

Salah memanggil nama seseorang merupakan hal yang lazim terjadi. Kita mungkin malah pernah mengalami kejadian ketika Ibu memanggil kita dengan menyebut nama semua anggota keluarga  sebelum akhirnya menyebut nama kita dengan tepat. Atau adakah yang tak sengaja pernah dipanggil dengan nama hewan peliharaan?

Jangan tersinggung dulu, hal itu terjadi bukan karena wajah kita mirip dengan hewan peliharaan. Kesalahan memanggil nama memang sering terjadi, tetapi nama yang salah itu tidak dicomot sembarangan, melainkan mengikuti sebuah pola.

Dalam laporan di jurnal Memory & Cognition, peneliti mengungkapkan bahwa ketika orang memanggil seseorang  dengan nama yang salah, mereka cenderung untuk memanggil orang tersebut dengan nama seseorang lain di dalam kelompok sosial yang sama. Atau, mereka memanggil dengan nama yang terdengar mirip.

“Salah memanggil nama merupakan kesalahan kognitif yang mengungkap siapa yang kita anggap berada dalam kelompok kita,” ujar David Rubin, profesor psikologi dan ilmu saraf di Duke University. Jadi, ketika Ibu memanggil Anda dengan nama anjing peliharaan, itu menunjukkan bahwa Ia menganggap anjing peliharaan sebagai bagian dari keluarganya.

Selain itu, orang juga sering salah menyebut nama seseorang dengan nama yang terdengar mirip. Misalnya orang akan memanggil Mitchell dengan nama Michael.

Penampilan fisik justru kurang berpengaruh dalam kesalahan memanggil nama.  Begitu pula dengan faktor usia. Dalam studi tersebut, peneliti mensurvey kalangan muda dan orang-orang yang lebih tua, namun kesalahan memanggil nama justru lebih sering dilakukan oleh orang-orang yang lebih muda.

Peneliti juga menemukan, orang lebih sering salah memanggil seseorang dengan nama anjing peliharan daripada kucing peliharaan. Hal tersebut, menurut peneliti, karena anjing lebih akrab dengan anggota keluarga dibandingkan dengan hewan peliharaan lain.

“Anjing lebih merespon ketika dipanggil dengan namanya dibandingkan kucing, sehingga namanya lebih sering digunakan,” ungkap Samantha Deffler, mahasiswa doktoral di Duke University sekaligus penulis utama studi. “Mungkin, itulah sebabnya nama anjing tampaknya menjadi lebih sering disebut ketika salah panggil terjadi.