Ilmuwan terus meneliti lebih banyak tentang hubungan antara genetika dan tingkat kebahagiaan. Meskipun sulit untuk memastikan apakah ada hubungan sebab akibat antara gen dan kebahagiaan seseorang, namun ada beberapa penelitian psikologi menarik tentang hal itu.
American Psychological Association telah menerbitkan sebuah studi yang meneliti DNA partisipan dan reaktivitas emosianal mereka secara keseluruhan. Secara khusus, mereka mengamati gen 5-HTTLPR, yang diyakini ilmuwan memainkan peran dalam transmisi serotonin—hormon yang terkait erat dengan depresi, kecemasan, dll.
"Temuan ini menunjukkan bahwa sepertinya ada interaksi kecil tapi signifikan antara gen transporter serotonin dengan stres dan depresi,” ujar Srijan Sen, seorang psikiatri di University of Michigan Health System. Sen dan rekan-rekannya menganalisis 54 studi yang membahas tentang hubungan depresi dan gen 5-HTTLPR.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa alel pendek 5-HTTLPR lebih rentan terhadap depresi. Sehingga didapat kesimpulan bahwa individu dengan alel 5-HTTLPR pendek lebih cenderung kurang tahan terhadap depresi.
Sebaliknya, kebahagiaan juga dapat mempengaruhi ekspresi gen. Menurut studi dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, bentuk kebahagiaan yang berbeda dapat menghasilkan bentuk ekspresi gen yang berbeda pula.
Partisipan yang kebahagiaannya berasal dari aktivitas yang menjunjung tinggi kebajikan, menunjukkan rendahnya tingkat ekspresi gen inflamasi dan ekspresi yang kuat pada gen antivirus dan antibodi. Sebaliknya, orang yang kebahagiaannya berasal dari materi menunjukkan ekspresi gen inflamasi yang tinggi dan ekspresi gen antivirus dan antibodi yang rendah.
Meski begitu, komponen genetik ini hanyalah salah satu faktor yang berpengaruh pada kebahagiaan. Hubungan manusia, gaya hidup sehat, kepuasan dalam bekerja dan faktor-faktor lain memegang peran yang lebih besar dalam menentukan kebahagiaan kita.