Kuda Perkasa di Tubir Ancala

By , Jumat, 17 Juni 2016 | 21:00 WIB

Rupanya gagah, pintar, dan juga lincah. Inilah Johnny, satu dari ratusan kuda yang hidup dalam bayang-bayang Gunung Bromo, salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Dalam kabut dan dingin, Johnny telah tumbuh menjadi kuda yang peka terhadap lingkungan sekitar. Tak jarang, kuda dianggap memiliki indra keenam oleh masyarakat Tengger karena kemampuannya untuk membaca apa fenomena alam, seperti gunung yang akan meletus.

"Johnny akan berlari kencang, mengangkat kaki ke udara dan meringkik, " ujar Suwandi, sang tuan bagi Johnny.

Bagi Suwandi dan warga Tengger yang hidup di desa-desa sekitar Gunung Bromo, mereka percaya kuda memiliki ikatan dengan leluhur serta kawah berapi Gunung Bromo. Bagi masyarakat Tengger, kuda telah mengakar ke dalam hidup mereka sehari-hari.

Seperti Johnny, banyak kuda di kawasan Gunung Bromo digunakan untuk transportasi para wisatawan dari penginapan hingga padang pasir sebelum menapaki tangga ke bibir kawah Gunung Bromo. Selain itu, kuda digunakan untuk mengangkut pupuk pertanian dan transportasi di beberapa kampung yang ada di sekitaran Gunung Bromo.

"Saya memberinya 20 telur setiap hari untuk menjaga stamina kuda ini," ujar Suwandi, sembari menunjuk sisa kulit telur sesaat setelah memberi makan Johnny.

Bagi para pemilik dan penunggang kuda, kejadian letusan gunung bukan sekedar fenomena alam nan biasa tapi juga terkait spiritual, hubungan antara masyarakat Tengger dengan leluhur dan kawah Gunung Bromo. Dan mereka percaya, bahwa kuda punya kemampuan untuk merasakan hal tersebut.

"Johnny tahu saat Bromo marah dan akan meluntarkan awan pekan penuh debu dari kawahnya," kata Suwandi. Hidup berdampingan dengan gunung api tentu memiliki resiko besar. Namun hal ini tak mengurangi rasa waspada para penduduk yang bermukim tak jauh dari kawah Gunung Bromo.

"Keselamatan masyarakat adalah hal yang paling penting. Johnny, meskipun orang melihat hanya sebagai seekor kuda, tapi dia punya kekuatan lain untuk memperingatkan tentang erupsi Gunung Bromo, " tambah Suwandi sembari memperbaiki pelana Johnny. 

Letusan Gunung Bromo tentunya berdampak terhadap jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke tempat ini. Saat status Gunung Bromo ditingkatkan, Johnny dan ratusan kuda lainnya tak diizinkan untuk beraktivitas di kawah Bromo, tentu ini dimaksudkan untuk keselamatan para pengunjung yang memasuki kawasannya.

Dalam kabut dan debu Gunung Bromo, Johnny telah memilih takdir hidupnya dengan Suwandi, sebagai kuda penyelamat dan pengantar kebahagian. Kuda muda nan kuat dan penuh gairah dalam melahap padang pasir nan luas ini. Akan ada jutaan langkah lagi yang akan dilalui dan ribuan orang lagi yang akan dilayaninya untuk menikmati setiap keelokan Bromo, kelak.