Kini Ikan Sangat Menikmati Plastik

By , Selasa, 21 Juni 2016 | 16:00 WIB

Apakah Anda tahu mikroplastik? Ya, partikel kecil yang mengandung microbeads kadang-kadang ada dalam produk sabun pencuci muka dan pasta gigi. Kabar menyedihkannya, partikel jenis ini seringkali berakhir di perut ikan. Kini, banyak ikan lebih menyukai plastik dibanding makanan aslinya.

(Baca : Ancaman Bencana di Balik Kantong Plastik)

"Ikan memiliki akses ke zooplankton, namun mereka memutuskan untuk hanya makan plastik," ungkap Dr. Oona Lonnstedt. Ia memimpin studi terbaru yang mencari tahu bagaimana mikroplastik mempengaruhi ikan muda.

Lonnstedt dari Universitas Uppsala Swedia, memimpin sebuah tim yang mempelajari ikan air tawar, perca. Mereka menemukan bahwa ketika ikan dilahirkan dalam lingkungan dengan konsentrasi tinggi partikel polystyrene (sejenis polimer sintetik), mereka secara aktif memilih untuk makan partikel bukan makanan yang seharusnya.

Ikan lebih menyukai plastik ! Ini, jelas adalah masalah, karena plastik bukanlah sumber gizi yang baik.

"Ikan-ikan tertipu dan berpikir itu adalah sumber daya energi yang tinggi, dan mereka perlu makan yang banyak," kata Lonnstedt.

"Saya menganggapnya seperti makanan cepat saji yang tidak sehat untuk remaja, dan mereka terus mengonsumsinya," lanjutnya.

Perkembangan perca yang mengonsumsi plastik akan terhambat. Ia juga cenderung empat kali lebih cepat dimangsa oleh predator, jika dibandingkan dengan ikan perca yang lahir di perairan bersih.

Lonnstedt juga menjelaskan bahwa kakap pengonsumsi plastik mengabaikan bau predator, hal berbeda dari yang biasanya kakap lakukan dalam dalam perilaku anti predator. (Baca pula : Studi Ungkap Bahaya Ikan yang Terpapar Sampah Plastik)

Para peneliti takut jika ikan terlalu banyak mengonsumsi plastic dapat menyebabkan kerentanan predator lebih tinggi pada ikan-ikan muda. Pada akhirnya mengakibatkan ikan mati sebelum cukup tua untuk bereproduksi. Lebih mengerikan lagi, jika populasi di bagian bawah rantai makanan bisa habis, maka dapat menghancurkan seluruh ekosistem. Ini akan menjadi efek domino.

Tentu saja, mikroplastik bukan satu-satunya alasan terjadinya bencana bagi kehidupan air. Namun jelas ia punya dampak. Mayoritas mikroplastik berasal dari potongan lebih besar plastik, seperti kantong plastik.

Salah satu hal untuk menanggulangi hal ini, tentu dengan mengembangkan plastik yang berasal dari sumber daya terbarukan. Kita perlu mengembangkan bahan yang benar-benar biodegradable.