Kaitan yang Mengejutkan antara Obesitas dan Merokok

By , Selasa, 21 Juni 2016 | 17:00 WIB

Semua orang tahu jika merokok merupakan hal buruk bagi kesehatan dan tubuh. Ia dapat menyebabkan kanker di banyak bagian tubuh, kehilangan gigi dan gusi, kelahiran prematur, kematian dini, dan banyak hal mengerikan lainnya. Alasan-alasan inilah yang membuat para peneliti mencari tahu dampak yang terjadi apabila mengurangi bahkan berhenti rokok. Mereka menemukan pengurangan jumlah perokok memainkan peran dalam perkembangan epidemi obesitas.

Laporan Surgeon General pada tahun 1964 menegaskan bahwa merokok menyebabkan kanker. Ini menyebabkan penurunan cepat jumlah orang Amerika yang merokok tembakau. Pada tahun 2014, 16 persen dari siswa SMA dan orang dewasa yang merokok, turun dari 42,4 persen pada tahun 1964.

(Baca : Hampir Setengah Remaja di Amerika Serikat Terpapar Asap Rokok)

Obesitas, di sisi lain, memiliki jumlah penderita lebih dari dua kali lipat dalam periode waktu yang sama. Dua-pertiga orang dewasa di Amerika menderita kelebihan berat badan atau obesitas, 68,6 persen pada 2012.

Sementara korelasi ini tidak selalu menunjukkan sebab-akibat, Charles Baum, seorang profesor ekonomi di Middle Tennessee State University, dan Shin-Yi Chou, rekan penelitian di National Bureau of Economic Research, tertarik untuk melihat apakah penurunan jumlah perokok berdampak pada kenaikan para penderita obesitas.

(Baca juga : Upaya Pengendalian Tembakau Terus Berjalan Namun Sulit Dicapai)

Baum dan Chou meneliti bagaimana perubahan perilaku manusia dapat meningkatkan obesitas, dengan fokus pada faktor-faktor sosial-lingkungan, seperti kenaikan harga pangan, perbedaan tuntutan fisik di tempat kerja, komposisi rasial, distribusi usia dan penurunan konsumsi rokok. Penelitian ini disusun selama hampir 30 tahun dari data National Longitudinal Survey of Youth.

Studi ini menemukan bahwa penurunan jumlah perokok dapat menjelaskan sebanyak 4 persen dari peningkatan obesitas di AS pada kurun waktu lebih dari 30 tahun. Memang bukan angka yang tinggi, namun tentu ini masih menjadi faktor pendorong yang besar untuk obesitas. Ini cukup mengejutkan mengetahui merokok dan obesitas saling terkait.

Menanggapi hasil penelitian tersebut, Dr Aurora Pryor, direktur Loss Pusat bariatrik dan Metabolik Berat di Stony Brook Medicine mengatakan bahwa sifat adiktif dari makanan olahan-lah yang memiliki pengaruh jauh lebih penting pada obesitas. Pryor tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Orang-orang mengganti rokok dengan makanan," katanya. Selain itu, Pryor juga mengunkapkan bahwa sedikitnya waktu yang dihabiskan di luar rumah dan waktu yang lebih banyak dihabiskan untuk teknologi, drive-thru restoran mungkin berkontribusi sebagai factor lainnya.

(Baca pula : Asap Rokok Bisa Dihirup Janin Lewat Plasenta)

"Manfaat kesehatan berhenti merokok melebihi dari hal positif apa pun,"kata Pryor. Ia mengumpamakan berhenti merokok dapat menyebabkan obesitas hanya seperti sebuah kerikil kecil dalam sekumpulan bebatuan.