Menurut temuan terbaru, jumlah operasi pencangkokan organ tahunan di China jauh melampaui perkiraan resmi pemerintah, yaitu 10.000. (Baca : 6 Cangkok Organ yang Sukses Dilakukan Pertama Kali di Tahun 2015)
Pada tahun 2006, pengacara hak asasi manusia dari Kanada, David Matas dan mantan menteri luar negeri Kanada urusan Asia Pasifik, David Kilgour, memulai penyelidikan mengenai tuduhan bahwa pemerintah China terlibat dalam memanen organ tubuh para praktisi kelompok spiritual terlarang Falun Gong.
Temuan mereka diterbitkan dalam, "Bloody Harvest" atau "Panen Berdarah: Laporan Dugaan Pengambilan Organ Praktisi Falun Gong di China".
Laporan itu menarik perhatian internasional. Pada hari Rabu (22/6), mereka menerbitkan sebuah laporan yang lebih komprehensif yang mengatakan, pengambilan organ tidak hanya meningkat secara tajam, tetapi orang-orang yang ditahan karena keyakinan mereka, termasuk praktisi Falun Gong tetap menjadi sasaran utama.
Menurut temuan terbaru mereka, jumlah operasi pencangkokan organ tahunan di China jauh melampaui perkiraan resmi pemerintah, yaitu 10.000. (Baca juga : Akhirnya, Lumba-lumba Tak Bersirip Berhasil Dikembangbiakkan di Cina)
"Kami menyelidiki rumah sakit yang melakukan pencangkokan melalui laman, publikasi, surat edaran dan kalender mereka, serta dari banyaknya pasien dan sebagainya, dan berbagai indikator dari tiap RS," kata Matas kepada VOA.
"Ada sekitar 900 rumah sakit yang melakukan pencangkokan. Kami tidak memberi angka khusus tetapi kami bisa mengatakan, jumlah itu jauh lebih besar dari 10.000 setahun, minimal 60.000 dan mungkin lebih dari itu."
Mantan Menteri Kesehatan Tiongkok, Huang Jiefu pernah menyatakan, sebelum tahun 2014, tahanan yang dihukum mati adalah sumber utama organ yang dipanen. (Baca pula : 5 Inovasi Bidang Kedokteran)
Namun, China hanya menghukum mati beberapa ribu tahanan setiap tahun, sehingga tidak jelas darimana organ-organ sisanya diperoleh. Matas dan Kilgour menyimpulkan bahwa tahanan Falun Gong adalah sumber utama pasokan organ itu. [ps/ii]