Antartika Capai Tingkat Karbon dioksida Tertinggi

By , Sabtu, 25 Juni 2016 | 14:00 WIB

Pertama kalinya dalam 4 juta tahun, Antartika mencatat tingkat karbon dioksida lebih dari ambang simbolisnya. Pernyataan ini dikeluarkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), Badan pemerintah AS yang bertanggung jawab atas pemantauan lautan dan atmosfer.

(Baca : Menghapus Karbon Dioksida dari Atmosfer akan Sulit dan Mungkin Berbahaya)

Para ilmuwan di NOAA mengatakan bahwa Kutub Selatan telah menunjukkan hal yang sama, tren CO2 yag meningkat seperti bagian dunia lainnya. Hanya saja pencatatan tingkat CO2 di sana masih membutuhkan waktu lama.

"Belahan selatan merupakan tempat terakhir di bumi yang belum mencapai ambang batas CO2 ini," kata Pieter Tans, ilmuwan yang memimpin dari Jaringan Referensi Rumah Kaca NOAA.

"Tingkat CO2 global tidak akan kembali ke tingkat di bawah 400 ppm di peradaban kita, dan hampir pasti terjadi lebih lama lagi," tambahnya

Tingkat CO2 cenderung naik di bulan-bulan dingin, karena pada bulan-bulan hangat di belahan bumi utara tanaman bertugas menangkapi CO2. Namun, NOAA mengatakan bahwa tanaman saja tidaklah cukup, karena kadar CO2 telah meningkat setiap tahun sejak tahun 1958, ketika pengukuran dimulai.

Badan itu mengatakan bahwa tahun lalu tingkat CO2 global mencpai 399 ppm. Ini berarti pada tahun 2016, CO2 hampir pasti mencapai 400 ppm atau lebih. Tingkat kenaikan tahunan melonjak lebih dari tiga ppm tahun lalu. Itu merupakan tingkat kenaikan terbesar yang pernah diukur.

"Kita tahu dari banyak bukti yang kuat bahwa peningkatan CO2 disebabkan sepenuhnya oleh aktivitas manusia," kata Tans.

(Baca pula : Kadar CO2 Bumi Sentuh Batas Mencemaskan)

"Sejak emisi dari pembakaran bahan bakar fosil telah mencapai rekor tertinggi selama beberapa tahun terakhir, tingkat kenaikan CO2 juga berada di rekor tertinggi. Dan kita tahu mereka (GRK) akan tetap berada di atmosfer selama ribuan tahun."