Mengapa Gempa 5,1 SR Guncang Sukamara, Kalimantan Tengah?

By , Senin, 27 Juni 2016 | 13:00 WIB

Gempa berkekuatan 5,1 SR mengguncang wilayah Sukamara, Kalimantan Tengah pada Jum’at (24/6) lalu. Berdasarkan data dari situs resmi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa itu terjadi di kedalaman 10 kilometer, tepatnya di koordinat -2.77 Lintang Selatan dan 110.09 Bujur Timur. Lokasi gempa berada pada posisi 128 kilometer arah barat daya, Kabupaten Sukamara.

(Baca : Kisah Dibalik Gempa 5,9 SR Yogyakarta)

Ini cukup mengagetkan masyarakat, mengingat Kalimantan cukup jarang mendapat guncangan gempa. Gempa bahkan terasa sampai Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, hasil analisis BMKG menunjukkan efek gempa bumi yang didasarkan oleh Peta Tingkat Guncangan (shake map) menunjukkan bahwa wilayah terdampak gempa bumi di Kota Kendawangan mengalami intensitas V-VI MMI (III SIG-BMKG).

“Artinya getaran dirasakan oleh semua penduduk, kebanyakan orang terkejut dan lari keluar,” tulis Daryono dalam akun Twitter-nya, Jumat (24/6/2016).

Gempa tersebut dipicu oleh sesar aktif, sehingga gempa bumi tektonik mengguncang kuat daerah Kendawangan. Selain itu, dampak guncangan gempa bumi itu juga bisa menyebabkan kerusakan ringan pada rumah. Berdasarkan laporan, banyak warga yang sempat panik dan berlarian keluar rumah untuk menyelamatkan diri.

Geomagz dalam salah satu tulisannya memaparkan bahwa struktur geologi Pulau Kalimantan didominasi oleh sesar dan lipatan. Secara umum sesar-sesar di Pulau Kalimantan mempunyai tiga arah, yaitu utara – selatan, barat laut – tenggara, dan barat daya – timur laut.

Lipatan yang terdapat pada bagian timur Kalimantan pada umumnya berarah barat daya – timur laut. Pola struktur geologi tersebut terbentuk akibat aktivitas tektonik yang terjadi sebelumnya.

(Baca pula : Apakah Erupsi Kerinci Terkait Gempa Bumi?)

Sementara dari catatan sejarah, gempa bumi terjadi di pulau ini terjadi sejak tahun 1921, dan menunjukkan telah terjadi beberapa kali gempa yang merusak. Gempa bumi Sangkulirang 14 Mei 1921 memiliki intensitas hingga VIII MMI. Gempa bumi kuat ini diikuti gelombang tsunami yang mengakibatkan kerusakan.