LAPAN barus saja mengembangkan sistem pemantau cuaca ekstrem laut berbasis iptek dan antariksa yang diberi nama SEMAR. Semar sendiri kepanjangan dari Sistem Embaran Maritim dan baru saja diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla di Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Menurut Kepala Lapan Prof. Thomas Djamaluddin, pengembangan SEMAR merupakan perwujudan dari visi LAPAN sebagai pusat unggulan dan antariksa untuk Indonesia yang maju dan mandiri. Ini juga bagian dari program besar LAPAN untuk mereformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan layanan publik yang prima.
“Fokus program kami, salah satu dari fokus program kami mengembangkan sistem pemantauan maritim berbasis pesawat tanpa awak,” kata Thomas. Menurutnya, LAPAN sudah lama memberikan layanan informasi zona potensi penangkapan ikan (ZPPI) berbasis pemantauan klorofil dan suhu muka laut.
Thomas menambahkan pengembangan sistem pemantauan maritim berbasis Iptek penerbangan dan antariksa tersebut didukung dengan satelit A2 yang sudah diluncurkan akhir tahun lalu. “Dengan diluncurkannya satelit LAPAN A3 ini akan memperkuat sistem pemantauan maritim kita. Akan dapat memantau dari 2,4 juta kapal setiap harinya, menjadi puluhan ribu secara global,” ujra Thomas.
Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh Kementerian Perikanan Kelautan, Keamanan Laut dan TNI AL untuk menjadi bahan kebijakan dalam mengamankan zona teritorial maritim Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan peluncuran satelit tidak hanya menjadi ajang seremonial saja, harus memiliki manfaat yang dapat dirasakan masyarakat serta mendukung basis data nasional. “Karena selama ini data dilakukan secara faktual, terjadi tumpang tindih, seperti luasan lahan pertanian, jangan sampai rumput dibilang area sawah. Dengan teknologi satelit, informasi data kita menjadi akurat,” kata