4 Faktor yang Tingkatkan Peluang Mengandung Bayi Kembar

By , Selasa, 12 Juli 2016 | 20:00 WIB

Memiliki buah hati merupakan dambaan sebagian besar pasangan suami istri. Tak sedikit pasutri yang menjadikan program memiliki anak sebagai prioritas nomor satu. (Baca : Saudara Kembar di Vietnam Miliki Dua Ayah Berbeda)

Salah satu impian banyak wanita adalah memiliki anak kembar. Ya, anak kembar memang menggemaskan. Namun, kenyataannya, mengandung janin kembar secara natural tidaklah mudah.

Berikut ini beberapa faktor yang bisa meningkatkan peluang Anda mengandung dan melahirkan sepasang bayi kembar:

Sejarah kembar dalam keluarga

“Potensi memiliki anak kembar, tergantung dari keturunan pihak istri karena wanitalah yang memproduksi sel telur. Jadi, jika Anda memiliki ibu atau nenek kembar, maka kemungkinan besar anak mengandung janin kembar,” terang David Davies, Consultant Obstetrician di Portsmouth’s Queen Alexandra Hospital.

Jumlah anak

David mengatakan bahwa semakin banyak melahirkan, maka semakin tinggi kemungkinan Anda memproduksi janin kembar.

“Selain itu, jika Anda tergolong wanita yang subur, berarti produksi sel telur Anda baik, ini meningkatkan Anda melahirkan bayi kembar,” ujarnya.

Usia ibu

Umumnya, secara natural mengandung janin kembar lebih mudah pada wanita yang mengandung di usia 30-an dan 40-an.

“Produksi sel telur pada wanita berusia matang sangat variatif dan fungsinya pun berubah seiring usia. Jadi, kemungkinan Anda memproduksi lebih dari satu telur setiap bulan sangatlah tinggi,” jelasnya.

(Baca pula : 5 Faktor yang Berpengaruh Dapatkan Bayi Kembar)

Tempat hamil

David mengutarakan bahwa wanita yang berada Nigeria lebih mudah mengalami janin kembar. Sebaliknya, wanita di Asia Tenggara cenderung sulit mendapatkan bayi kembar secara alamiah.

“Sebenarnya, tidak ada teori pasti mengenai hal ini. Namun, menariknya, jika Anda terlahir sebagai wanita Nigeria yang hidup di negara lain, kemungkinan hamil kembar menjadi rendah, ketimbang ketika Anda berada di Nigeria. Mungkin kondisi ini terjadi karena makanan dan iklim di Nigeria,” urainya.