Telah terjadi peningkatan jumlah titik api di Sumatera, tepatnya daerah provinsi Riau. Titik api disebabkan oleh adanya kebakaran hutan yang diduga sengaja dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.
Kebakaran hutan yang terjadi berdasarkan hasil laporan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN. Pemantauan satelit Modis dengan sensor Terra Aqua dari NASA pada Minggu (03/07/2016) menemukan kurang lebih 288 titik api, dimana 245 titik terdapat di Sumatera dan 43 lainnya berada di Kalimantan.
Komandan Satgas Udara Riau Hendri Alfiandi menduga kuat peningkatan kebakaran hutan dalam sepekan akibat dari ulah manusia. Hal tersebut juga didukung dengan bersamaannya awal musim kemarau.
Tak hanya Riau yang terpantau memiliki sejumlah titip api, provinsi lain di Sumatera pun juga menghadapi hal serupa. Sejumlah provinsi tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Sumatera Selatan.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama Wieko Sofyan telah memerintahkan satu kompi Pasukan Khas untuk membantu memadamkan api di Riau. Tak hanya itu, pasukan tersebut juga akan turut melakukan perburuan terhadap para pelaku pembakaran.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengakui bahwa upaya pemadaman mengalami sejumlah rintangan. Hal tersebut terkait akses menuju lokasi hutan yang terbakar, serta kesulitan untuk memperoleh sumber air terdekat untuk membantu pemadaman.
Namun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau , Edward Sanger mengakui bahwa terdapat penurunan angka kebakaran yang ada di Riau.
"Jumlah itu jauh lebih rendah daripada dua tahun sebelumnya. Kalau 2014 pada bulan yang sama, sudah 23,000 hektare. Tahun lalu, juga pada bulan Juli, hampir 6,000 hektare dilanda kebakaran," jelas Edward.