Austria Rebut Rumah Kelahiran Hitler Agar Tak Jadi Tempat Ziarah Neo-Nazi

By , Sabtu, 16 Juli 2016 | 20:00 WIB

Pemerintah Austria bergerak pada Selasa, untuk merebut rumah tempat Adolf Hitler dilahirkan. Hal tersebut dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah rumah itu menjadi tempat ziarah para anggota neo-Nazi. Menteri Dalam Negeri sendiri mengatakan bahwa ia ingin merobohkan rumah tersebut.

Keluarga Hitler tinggal di rumah di Braunau selama tiga tahun setelah kelahiran Adolf Hitler pada 20 April 1889. Namun rumah bercat kuning pucat itu kini telah lama mengundang kontroversi.

Juru bicara Menteri Dalam Negeri mengatakan bahwa pemerintah telah setuju untuk mengambil alih kepemilikan rumah dari sang pemilik aslinya, seorang wanita lokal, yang telah menjualnya ke pemerintah.

"Keputusan ini penting karena partai Republik ingin mencegah rumah ini untuk dijadikan tempat ziarah bagi pada neo-Nazi, yang pernah terjadi di waktu lalu, ketika banyak orang yang meneriakan slogan-slogan berbau Nazi," ujar Menteri Dalam NEgeri Wolfgang Sobotka kepada wartawan sebelum rapat kabinet.

"Saya memiliki keinginan untuk merubuhkan rumah itu," katanya. Sebuah komisi yang terdiridari 12 anggota terdiri dari ahli di bidang politik, administrasi, akademisi, dan masyarakat sipil terpilih untuk memutuskan takdir dari rumah itu.

Wanita pensiunan pemilik rumah yang disewa oleh Menteri Dalam Negeri Austria sejak tahun 1972 memperoleh biaya sewa 4,800 euro per bulannya.

Gedung tersebut sebelumnya digunakan sebagai tempat pelatihan bagi orang-orang penyandang cacat, namun telah kosong sejak tahun 2011. Karena sang pemiliki menolah untuk pemanfaatan rumah tersebut di waktu mendatang dan pembelian yang ditawarkan oleh negara, menurut juru bicara kementerian dalam negeri.

Setelah pemberlakuan hukum yang dilakukan oleh parlemen, pemilik tidak memiliki hak untuk mengajukan banding atas keputusan yang diambil.Kompensasi akan dibayarkan oleh pemerintah kepada pemilik rumah.

Nazi Jerman menaklukan Austria tahun 1938. Masih dalam perdebatan apakah Austria akan masih menerima kembali dirinya ke negara kelahirannya, atau korban pertama dari kediktatorannya yang telag meruntuhkan sebagian besar Eropa dan memakan puluhan juta nyawa.