Seperti yang kita ketahui, jika hutan diubah menjadi lokasi penanaman kelapa sawit, maka keragaman hayati yang ada di lokasi menjadi korbannya. Namun pohon kelapa sawit berusia 25 hingga 30 tahun akan ditebang dan ditanamkan lagi pohon yang baru. Sekali lagi, perubahan dramatis ekosistem lokal kembali terjadi. Lantas bagaiana dengan keragaman hayati yang ada di sana?
Ternyata dampak yang dihasilkan dari perubahan siklus hidup penanaman kelapa sawit tidak begitu dikenal. Dapatkan proses penanaman tersebut pada pengurangan dampak yang merugikan bagi flora dan fauna?
Sebuah tim penelitian internasional yang terdiri dari SMART Research Institute dari Indonesia, University of Cambridge di Inggris, MIT-Woods Hole dari Amerika, dan University of Würzburg dari Jerman telah mulai menjawab menjawab pertanyaan itu alam studi terbaru mereka yang dipublikasikan oleh jurnal Biotropica. Tim melakukan perbandingan populasi katak pada area penanaman sawit dewasa yang berusia 21 hingga 27 tahun, dengan populasi katak yang berada di area yang baru ditanami pohon sawit dua tahun terakhir di Sumatera, Indonesia.
Dari 18 pohon sawit, yang memakan luas 2.25 hektar, mereka menemukan 719 katak dari 14 spesies. "Jumlah katak 31 persen lebih rendah di area yang baru saja ditanami kembali pohon sawit (9 spesies) dibandingkan dengan pohon sawit tua (13 spesies)," tulis peneliti dalam Biotropica.
Sebagian besar spesies katak yang ditemui oleh para peneliti memiliki toleransi terhadap gangguan. Mereka mampu menemukan empat hutan yang cukup bisa berasosiasi dengan spesies katak di area pohon sawit dewasa, meskipun letaknya sekitar 28 kilometer dari tempat penelitian mereka.
Para peneliti beranggapan dengan pengurangan aksi penanaman ulang dan membangun konektivitas dengan pohon sawit mampu membantu menjaga keberagaman spesies katak. Penanaman kembali daerah besar pohon sawit akan membawa dampak buru bagi keragaman hayati. Namun penanaman kembali dengan cara stagger akan membantu katak untuk mampu berpindah antar pohon sawit dewasa dan membangun kondisi untuk mempertahankan keragaman populasi katak.
"Kami tahu sejak lama bahwa kami butuh melakukan perlindungan area hutan, namun studi kamu membuktikan bahwa ada harapan mengenai pentingnya usaha konservasi juga memiliki tempat dalam ranah kerja produksi minyak sawit," ujar David Kurz, ketua penelitian dari University of Cambridge.
Tim tersebut mengatakan perlu adanya banyak penelitian yang dibutuhkan untuk jenis-jenis berbeda dalam kehidupan alam liar yang ada di sekitar pohon sawit.
"Setiap langkah kecil yang kita ambil untuk melindungi area pertanian yang dipenuhi keragaman hayati," ujar Kurz. "Kehidupan alam liar sangat bernilai, ditambah lagi mereka seringkali memberikan dampak positif bagi keseluruhan fungsi ekologi."