Abu Omar al-Shisani yang diketahui sebagai 'menteri perang' ISIS tewas dalam penyerangan lewat udara yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat di kota Shirqat, Irak.
Berita kematiannya itu disampaikan langsung oleh media ISIS di internet. Banyak anggota ISIS yang menyampaikan rasa dukanya dengan memajang foto-foto Shishani pada akun mereka.
Rami Abdelrahman, kepala lembaga Syrian Observatory for Human Rights sempat mengatakan bahwa ISIS menunda pengunguman tewasnya Shisani hingga ada orang yang siap menggantikannya.
"Saya mendapat konfirmasi dari dokter yang merawatnya," ujar Abdelrahman. Ia juga membenarkan bahwa Shisani sempat terluka dalam serangan yang dilancar AS pada Maret lalu.
Shisani seringkali dikenal dengan nama Omar di Chechnya. Ia sendiri menjadi salah satu buronan Amerika Serikat hingga pemerintah menyediakan hadiah 5 juta dollar bagi yang mampu memberikan informasi keberadaannya.
Pria kelahiran Georgia yang dulu masih menjadi daerah Uni Soviet itu memang dipercaya oleh pemimpin ISIS untuk memegang urusan kemiliteran.
Shisani pernah bergabung dalam pemberontakan yang dilakukan di Chechnya. Hal tersebut dilakukan sebelum masuknya ia ke dalam angkatan bersenjata Georgia. Karena alasan medis, Shisani meninggalkan militer dua tahun kemudian.
Kematian Shisani ini menjadi salah satu pukulan telak bagi ISIS setelah kehilangan banyak wilayah karena serangan-serangan AS. Pekan lalu, pangkalan udara penting berhasil direbut Irak dari ISIS.
Saat ini, pasukan Irak tengah berusaha untuk merebut Mosul dari tangan ISIS, sebuah kota terbesar kedua di Irak.